Solok, rekasipublik- Sanggar Seni Lubuk Limpapeh di Jorong Lubuk Agung Nagari Koto Baru, Kabupaten Solok, merayakan ulang tahunnya yang ke-6 dengan pertunjukan seni tradisi dan kreasi Minang Kabau yang luar biasa. Pertunjukan yang berlangsung pada Sabtu (24/2/24) di Halaman Sanggar Seni Lubuk Limpapeh ini menarik perhatian ratusan masyarakat untuk menyaksikan pentas seni dan budaya tradisional.
Pembina Sanggar Joni Akhiar menyampaikan bahwa sanggar ini didirikan untuk menyalurkan bakat seni anak-anak muda di sekitarnya. Seiring waktu, sanggar ini telah banyak mengisi acara di tingkat Kabupaten, Nasional, dan bahkan menerima permintaan untuk mengisi acara hajatan kenduri di Sumatera Barat.
Pertunjukan seni tradisi dan kreasi ini merupakan bentuk rasa syukur atas eksistensi sanggar yang telah mencapai usia enam tahun. Pembina sanggar berharap sanggar ini terus berkembang dan mampu mengembangkan program kesenian lainnya, khususnya untuk anak-anak dan remaja.
“Acara perayaan ulang tahun ini menggambarkan tekad Sanggar Seni Lubuk Limpapeh untuk melestarikan seni tradisional di tengah modernisasi. Sekaligus mendorong inovasi dalam seni dan budaya, dan membuka peluang kolaborasi kesenian lintas kebudayaan,” ujar Joni Akhiar.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang diwakili oleh Kepala Bidang Kebudayaan dan Plt. Wali Nagari Koto Baru menyampaikan bahwa setiap tahunnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengadakan festival Lima Danau yang dikemas dengan lomba-lomba seni tradisi anak nagari. Pada tahun 2024, rencananya akan diadakan lomba Tari Piring Tradisi dan Pidato Adat yang minat masyarakatnya mulai berkurang.
“Dengan adanya lomba-lomba seni tradisi anak nagari, secara tidak langsung dapat melestarikan seni budaya kita di Minang Kabau,” kata Plt. Wali Nagari Koto Baru.
Pada perayaan ulang tahun Sanggar Lubuk Limpapeh kali ini, sanggar seni dari dalam dan luar Nagari Koto Baru diundang, seperti Sanggar Carano Pusakobdari Nagari Tanjung Balik Kec. Koto Diatas, Sanggar Ilau dari Nagari Salayo, dan Sanggar Suluah Galanggang.
Acara ditutup dengan makan bersama seluruh pencinta seni tradisi Minang Kabau yang hadir, yang secara tidak langsung mempererat hubungan silaturahmi. (A2)
