PADANG PANJANG, Relasipublik.com — Meski diguyur hujan, pelaksanaan Upacara Ziarah Nasional memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Sakti, Jumat (4/10/2024) sore tetap berlangsung dengan khidmat.
Hujan turun sebelum dimulainya kegiatan, semakin deras ketika Komandan Secata B Rindam I/Bukit Barisan, Letkol Inf. Yusuf Saud Tanjung, SIP, MTr (Han) mengambil tempat sebagai Inspektur Upacara.
Tampak para peserta upacara perwakilan dari TNI, Polri, OPD, camat, veteran serta sejumlah pejabat TNI, Polri dan unsur Forkopimda lainnya yang juga hadir dalam upacara tersebut turut kehujanan hingga prosesi tabur bunga di TMP tersebut dilaksanakan.
Letkol Yusuf mengungkapkan, kegiatan ziarah ini dilaksanakan secara serentak di seluruh jajaran TNI, dengan maksud untuk mendoakan dan menghormati serta mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang dan rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia.
“Ini merupakan wujud penghormatan dan penghargaan kita kepada para pejuang bangsa atas jasa dan pengabdian serta pengorbanan yang telah mereka berikan kepada bangsa dan tanah air Indonesia. Mari kita mendoakan semoga arwah para pahlawan diterima disisi-Nya,” kata Yusuf.
Ditambahkannya, sebagai generasi penerus, sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu mengenang dan menghormati jasa para pahlawan. Semangat dan pengorbanan mereka adalah inspirasi bagi kita untuk terus menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Perjuangan para pahlawan harus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk mengabdi lebih baik dan optimal. Melalui perbuatan positif, kita dapat berkontribusi untuk kemajuan dan kejayaan NKRI yang kita cintai dan banggakan,” ujar Yusuf.
Setelah upacara dan peletakan karangan bunga, kegiatan dilanjutkan dengan tabur bunga di atas pusara para pahlawan yang dilakukan seluruh peserta ziarah. Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti acara ini, sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang yang telah rela berkorban demi tanah air. (gito)
