BeritaNasional

Peringatan Sumpah Pemuda ke 97 Jadi Refleksi Nasional Bagi Generasi Muda

23
×

Peringatan Sumpah Pemuda ke 97 Jadi Refleksi Nasional Bagi Generasi Muda

Sebarkan artikel ini

Jakarta,relasipublik – Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 menjadi ajang refleksi nasional bagi generasi muda, khususnya di Sumatera Barat.

Anggota Komisi IV DPR RI, Rahmat Saleh, menilai momentum bersejarah ini tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan, melainkan harus dihidupkan melalui tindakan nyata.

Menurut Rahmat, Sumatera Barat memiliki posisi penting dalam sejarah pergerakan nasional.

Dari tanah Minangkabau lahir banyak tokoh yang mempelopori semangat persatuan bangsa, salah satunya Mohammad Yamin dari Talawi, Sawahlunto.

Tokoh tersebut berperan besar dalam lahirnya ikrar kebangsaan pada 28 Oktober 1928.

“Pemuda Sumatera Barat harus tahu bahwa dari daerah merekalah lahir ide besar tentang persatuan bangsa. Kalau dulu Mohammad Yamin mempersatukan gagasan melalui bahasa dan budaya, sekarang anak muda Minang harus mempersatukan bangsa lewat karya dan kontribusi,” ujar Rahmat di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Ia menegaskan, warisan sejarah itu bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab moral bagi pemuda Minangkabau.

Semangat yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa dinilai masih sangat relevan dalam menghadapi kondisi sosial saat ini.

“Kita hidup di era di mana perbedaan sering kali dibenturkan. Padahal inti dari Sumpah Pemuda adalah menyatukan keragaman. Di Sumatera Barat, kita punya kekayaan adat dan budaya yang luar biasa, tapi itu tidak boleh menjadi pembatas. Justru identitas lokal itu harus menjadi kekuatan untuk memperkuat rasa kebangsaan,” tambahnya.

Rahmat juga menyoroti dilema yang dihadapi generasi muda, terutama di daerah, antara mempertahankan identitas lokal dan menyesuaikan diri dengan tuntutan nasional.

“Kalau kita terus melihat identitas daerah sebagai tembok, maka kita kehilangan semangat satu bangsa. Pemuda Minang harus berani beradaptasi tanpa kehilangan akar budaya,” katanya.

Sebagai anggota legislatif, Rahmat mendorong agar nilai-nilai Sumpah Pemuda diintegrasikan lebih kuat dalam sistem pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat Sumatera Barat.

Ia menilai kurikulum di sekolah perlu menonjolkan peran tokoh lokal dalam perjuangan nasional, termasuk para tokoh asal Minangkabau.

Selain itu, Rahmat mengusulkan adanya program lintas daerah bagi pemuda untuk memperkuat persaudaraan dan pertukaran gagasan antarwilayah.

“Kalau anak muda dari Padang bisa berdiskusi dengan anak muda dari Papua atau Maluku, di situ rasa kebangsaan itu tumbuh. Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, tapi semangat yang harus diteruskan,” ujarnya.

Rahmat menilai, pemuda Sumatera Barat memiliki potensi besar menjadi penggerak perubahan, terutama melalui ekonomi kreatif berbasis budaya.

“Kita punya identitas yang kuat, punya cerita yang khas. Sekarang tinggal bagaimana mengubah itu jadi karya dan peluang. Pemuda Minang tidak boleh hanya menjadi penonton, tapi pelaku yang membawa semangat kebangsaan lewat karya nyata,” tegasnya.

Baginya, Sumatera Barat telah memberi sumbangsih besar bagi semangat persatuan bangsa.

“Kini, saat tantangan bangsa semakin kompleks, giliran pemuda Minangkabau untuk menjaga dan mengobarkan kembali semangat itu bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi menulis sejarah baru untuk Indonesia,” tutup Rahmat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *