Padang,relasipublik – Seorang kepala sekolah internasional terbaik di Jakarta yang berkebangsaan Inggris tiba-tiba menelpon saya langsung dan mengatakan bahwa mereka ingin study tour ke Ranah Minang untuk anak-anak grade IX (kelas 3 SMP) selama seminggu.
Walaupun awalnya saya menolak tapi dia berharap Dan saya akhirnya menyanggupi dan nanti akan mendesignkan special program untuk sekolahnya…tapi kagetnya dia bilang “Tidak Usah !” dan mengatakan bahwa
mereka sudah punya programnya.
“ So kalau anda sudah punya program untuk apalagi menghubungi saya lagi karena saya belum tentu tertarik
menjalankan program anda!” jawab saya tegas!…
Lalu dia langsung bilang bahwa dia baru saja dapat referensi tentang kami dari salah satu sekolah terbaik di Inggris yang
telah membuat program rutin tahunan dengan saya…lalu saya langsung jawab ok dan minta dia untuk mengirim programnya kepada saya untuk saya pelajari.
Setelah mendapat email program darinya saya langsung pelajari. Dan setelah itu saya langsung menelponnya kembali dan mengatakan; “Pak! Kalau program anda seperti ini anda ndak harus menghubungi saya karena
travel manapun bisa melakukannya! dan anda kalau mau program ini harus saya rubah!!”, ujar saya tegas.
Karena saya melihat programnya hanya seperti program wisata biasa dan
sedikit sekali nilai edukasinya.
Lalu dia langsung memohon dan meminta saya untuk tidak merubahnya karena sudah mendapat persetujuan dari yayasan dan orang tua murid dan bahkan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dan kalau saya merubahnya sekarang dia merasa malu!.
Dan karena keterus-terangannya saya langsung bilang ok tapi dengan catatan saya dapat merubah programnya dilapa-
ngan kalau seandainya ada kendala…” gentlemen agreement!.” kata saya. Dan diapun sangat senang dan setuju
dengan permintaan saya.
Dan singkat cerita, programpun berjalan dan para pesertapun sudah datang dibandara Internasional Minangkabau sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan. Waktu itu yg mendampingi muridnya vice principal atau wakil kepala sekolahnya yang berkebangsaan Philipina. Dan waktu itu murid-nya baru 1 kelas 19 orang!
Sesuai program yang diberikan selama 5 malam mereka hanya menginap di hotel berbintang terbaik di Bukittinggi.
Tapi kagetnya ketika anak-anak ini baru saja check in dan mendapatkan kunci semua tamu yang stay disana complaint!.
Anak-anak ini nakalnya luar biasa..mereka ketok kamar orang lain keras-keras dan lari!..hampir semua
lantai!..ada ibu-ibu yang keluar pakai handuk karena dikira ada suatu kejadian yang membahayakan dihotel tersebut.
Karena disetiap kamar ada telpon dan ada bell tapi kenapa di gedor berarti ada sesuatu kejadian yang emergency!. Beberapa tamu turun kebawah dan menanyakan hal ini kepihak hotel.
Setelah dicheck cctv ternyata anak – anak
ini yang melakukannya. Di cctv kelihatan sekali anak – anak ini naik lift dan keluar dari lantai yang berbeda. Mereka
menggedor hampir semua kamar dan lari sambil tertawa riang. Duh!! betul – betul keterlaluan!
Setelah mengetahui semua itu ulah dari anak – anak kami, sebagai dampaknya saya bersama wakil kepala sekolahnya dimaki-maki oleh para tamu yang menginap dihotel tersebut.
Bahkan ada yang minta
kami untuk segera check out!
Astaga.
Kalu saya langsung mengambil inisiatif untuk meminta maaf kepada semua tamu yang terganggu dan menjamin bahwa kejadian itu tidak akan
terjadi lagi. Dan juga kepihak hotel kamipun meminta maaf.
Lalu sang wakil kepala sekolah minta maaf atas kenakalan murid tersebut kepada saya.
Dan sayapun dengan sedikit emosi langsung bilang “Saya bisa MERUBAH ANAK-ANAK INI DALAM
WAKTU 2 JAM!”.
Wakil kepala sekolah tersebut kaget dengan penuh ketidak percayaan menanyakan kepada saya ; ” Apa????? Kamu bisa merubah anak-anak ini dalam waktu 2 jam ???? How???” katanya.
Dan saya langsung meminta dia untuk membacakan program untuk keesokan harinya…dan setelah itu saya
katakan bahwa besok saya akan merubah sebagian programnya untuk esok hari. Dan menerangkan kepada beliau bahwa saya sudah ada perjanjian “Gentlemen Agreement” dengan kepala sekolahnya bahwa saya punya hak untuk
merubah programnya kalau ada kendala!
“ Anda boleh telpon kepala sekolah anda sekarang kalau anda tidak percaya ! “saran saya untuk meyakinkannya.
“ Tidak. Saya percaya anda dan saya tidak akan menelpon kepala sekolah saya dan kalau bisa dia tidak boleh tahu
tentang kejadian yang memalukan ini! “pintanya.
Lalu dia menanyakan apa program penggantinya untuk besok.
Langsung dengan spontan dan tegas saya jawab “PANTI ASUHAN!”.
Lalu dia dengan penuh emosi mempertanyakan apa hubungan merubah anak – anak ini dengan panti
asuhan!.
Karena sudah kesal juga membalas “Kamu mau ndak!!!??,..dia dengan terpaksa menjawab “ok lah” walau-
pun tidak sampai 50% kepercayaannya!!
Ketika dia mengatakan ok justeru saya lagi yang bingung karena ide tersebut secara spontan saja keluar dari mulut saya.
Dan saya merasa bingung karena untuk kunjungan ke panti kalau tidak menyumbang tidak enak banget.
Dan kalau seandainya saya minta sumbangan dari mereka duh…sangat
tidak profesional dan dia akan berpikir saya ” menangguk di air keruh!”.
Akhirnya saya anggarkan dana 2.5 juta dari kantong pribadi untuk disumbangkan.
Lalu saya minta team saya untuk mencari panti asuhan yang paling miris keadaannya yang berlokasi disekitar
Bukittinggi. Dan dapat info ada panti Nurul Haq di Padang Lua. Dan saya langsung minta dia untuk mengatur kunjungan kesana esok siangnya dan ok.
Paginya sebelum kunjungan saya langsung kepanti tersebut untuk melihat kira-kira apa yang bisa disumbangkan untuk panti tersebut.
Saya lihat anak – anak sedang sarapan pagi dan saling bercanda. Tapi ketika melihat sepertinya mereka hanya makan nasi putih doang!!…duh miris!!
Akhirnya saya temui pengurusnya dan saya berbohong!!..”Ibu apa sudah ada telpon dari pimpinan saya kemarin untuk kunjungan anak – anak sekolah kesini…lalu dia jawab sudah dan merasa senang dengan kunjungan
tersebut.
“Ibu..kemungkinan anak – anak sekolah ini “PATUNGAN” dan kira-kira apa yang bisa kami bawa untuk kunjungan tersebut ?” karena saya ingin mendengar langsung apa yang mereka butuhkan.
Saya sengaja tidak menyebutnya
sekolah internasional karena terlalu jauh bedanya antara sekolah biasa dan internasional. Sekolah internasional bisa
dipastikan sekolah anak – anak orang kaya!
Dan ibu tersebut langsung menjawab ” nak…belikan saja indomie!”.
Duh! jawaban ibu tersebut membuat saya terpukul!
Mendengar permintaan yg terlalu sederhana tersebut membuat hati saya semakin miris…lalu saya langsung kepasar dan membeli 9 kebutuhan pokok + komputer (kare-na saya lihat tidak ada komputer dipanti tersebut).
Dari anggaran yg awalnya 2.5 juta saya siapkan untuk membantu langsung jadi
sekitar 10juta!
Lalu saya datang lebih awal sebelum rombongan bersama barang bawaan yang akan disumbangkan.
Dan lalu saya telpon guide saya pada saat itu dan meminta untuk anak-anak ini nanti yang akan membawa hadiah tersebut kepanti.
Dan meminta guide untuk mengatakan bahwa ini adalah “ SUMBANGAN MEREKA !!
Anak – anakpun sangat bersemangat membawa hadiah
tersebut kepanti.
Beras 20 kg mereka angkat bertiga tapi
semangat.
Tapi mereka lupa bahwa mereka harus melewati pematang sawah.
Dan hampir rata – rata mereka terpeleset. Tapi alhamdulillah semua hadiah tidak ada yang jatuh kesawah walaupun hampir semua mereka terpeleset dan berkubangan lumpur.
Mereka betul – betul berusaha keras untuk menyelamatkan hadiah tersebut walaupun resikonya mereka
sampai terpeleset kesawah dan basah.
Dan setelah sampai dipanti kita atur permainan-permainan yang membuat mereka dekat satu sama lain. Tidak
ada jarak!
Lalu setelah saya lihat suasana sangat cair dan kondusif…saya meninggalkan mereka yang sedang asik bermain untuk
kembali kehotel.
Ini sambungan cerita dari wakil kepala sekolahnya lagi.
Ketika acara selesai anak – anak kembali ke bisnya dan saudaranya dipanti melambaikan tangan perpisahan.
Dan mereka saling melambai. Haru lalu ketika dibis sang wakil kepala sekolah bicara tegas didepan para murid..
”Lihat tuh.. teman kamu begitu senang dikunjungi !”.(sambil terlihat mereka saling melambaikan tangan)
”Jamu tahu ndak??
yang sumbangan tadi bukan dari kita karena program ini mendadak. Sekarang saya minta izin kepada kamu semua
bahwa kita masih uang 1 juta dan boleh tidak untuk disumbangkan saja kepanti tersebur??”pinta wakil kepala sekolahnya.
Tapi diluar dugaan anak – anak
menjawab kompak.” tidak pakkk…jangan!!!..
Sang wakil kepala sekolah sangat gondok mendapat penolakan dari murid – muridnya tersebut!
Tapi Subhanallah…beberapa anak – anak langsung berdiri dan mengatakan ; “ biar kami yang patungan pak!.”
Lalu mereka patungan dan terkumpul uang 3.5 juta dan mereka lari bersama kepanti untuk memberikannya.
Mereka saling berpelukan lagi. Lebih haru..
Dan ketika kembali kehotel saya kaget ketika melihat anak – anak mengambil kunci kamar dari receptionist berbaris satu baris dengan tertibnya. Sangat tertib. Satu Line!
Dan wakil kepala sekolahnya langsung menemui saya dibar dan memeluk saya sambil nangis!
“Maafkan saya Ridwan…saya laki – laki tapi menangis didepan kamu karena saya tidak tahan melihat suasana dipanti tadi…dan ternyata kamu benar!!!…lihat tuh anak – anak yang sedang mengambil kunci (sambil menunjuk ke
arah anak – anak tersebut). “ Mereka berbaris satu line dengan tertibnya. Sangat tertib!
“Kamu benar…bisa merubah anak – anak ini dalam waktu 2 jam!”
Dan saya akan bicara pada yayasan dan kepala se-kolah perihal ini
Ini adalah program yang sangat luar
biasa yang sangat dibutuhkan oleh sekolah seperti kami! “ sambungnya lagi penuh optimis.
Dan akhirnya kami membuatkan program yang kita design khusus buat sekolah mereka yang sangat jauh nilainya dari program mereka sebelumnya dengan judul ” Experiential
Learning program in Minangkabau (ELM)”.
Dan akhirnya program tersebut
masuk kedalam kurikulum sekolah mereka dan telah menjadi program rutin setiap tahunnya.
Dalam program ELM mereka belajar tentang budaya dan seni, melakukan social activities dan ikut aktif
dalam aksi penyelamatan lingkungan dengan Green Action seperti penanaman mangrove, transplantasi terumbu
karang dan aktifitas menarik lainnya yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dan mereka semua akhirnya selalu kami tantang untuk memuat karya yang luar biasa
untuk penampilan seni dan budaya dalam waktu 2 jam!
Dan diakhir acara kami bersama Green Tourism Institute (GTI) selalu memberikan penghargaan kepada mereka sebagai Green Friend of Indonesia.
Dan menurut wakil kepala sekolahnya yang sekarang sudah jadi kepala sekolah waktu pertama dengan kami www.sumatraandbeyond.co mereka baru punya 1 kelas disetiap gradenya. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah punya 6 kelas setiap gradenya atau sekitar 100 murid.
Dan setelah sekitar 15 tahun programnya dengan kami
sekolah tersebut sudah menyumbangkan banyak hal disetiap destinasi.
Melalui program yang kami rancang khusus ini akhirnya bisa menyelamatkan pantai yang gersang menjadi taman mangrove yang luas dan indah.
Dan begitu juga mereka juga turut menciptakan taman bawah laut yang indah diKota Pariaman.
We are really proud of you. And thanks for being a
Green Friend of Indonesia!