Berita UtamaKabupaten Pesisir SelatanTERBARU

Wagub Audy : Inovasi Penampilan Kesenian Tradisi Bisa Memperluas Pasar

124
×

Wagub Audy : Inovasi Penampilan Kesenian Tradisi Bisa Memperluas Pasar

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELASIPUBLIK – Inovasi terhadap penampilan kesenian tradisi misalnya dengan menggunakan bahasa asing dinilai bisa memperluas pasar untuk menarik wisatawan agar datang berkunjung.

“Inovasi menggunakan bahasa asing mungkin salah satu kemungkinan yang bisa dilakukan tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang ada dalam kesenian tradisi tersebut,” ujar Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat menutup Festifal Bahari Rabab Pasisie di Amphi Teather Sungai Nyalo, Pesisir Selatan, Minggu.

Menurutnya platform digital dan media sosial telah menghapus sekat antar bangsa sehingga siapa pun bisa menikmati kesenian tradisi Rabab Pasisie atau Babiola melalui berbagai media.

Namun bahasa tentu akan menjadi kendala karena tidak semua orang mengerti bahasa yang digunakan penutur dalam kesenian tersebut.

Karena itu mungkin pesan yang ingin disampaikan dalam Rabab atau Babiola itu bisa dilakukan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. “Ini hanya untuk satu atau dua penampilan saja guna menjaring wisatawan,” ujarnya.

Lebih jauh Wagub mendukung segala upaya untuk pelestarian kesenian tradisi yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain seperti Rabab Pasisie atau Babiola.

Wakil Bupati Pesisir Selatan Rudi Hariyansyah mengatakan festival yang digelar selain dalam upaya pelestarian juga untuk memancing minat generasi muda terhadap kesenian tersebut.

“Penikmat kesenian ini sebagian besar adalah usia dewasa dan banyak juga yang sudah tua. Perlu dipikirkan regenerasi untuk menjaga kesenian Rabab Pasisie ini agar tetap eksis,” ujarnya.

Senada Anggota DPRD Sumbar Muhayatul Chaniago mengatakan banyak pesan yang bisa disampaikan melalui seni Rabab Pasisie yang digubah secara langsung saat penampilan.

Pesan itu bahkan bisa dibuat menjadi sebuah biografi tokoh mulai dari kelahiran hingga mencapai sukses.

Hanya saja penikmatnya kian lama kian berkurang sehingga perlu upaya bersama antara kelompok kesenian dengan pemerintah untuk mempertahankan kesenian itu agar tetap menjadi hiburan kebanggaan daerah.

Ikut dalam penutupan festival itu sejumlah kepala OPD Sumbar dan Persatuan Rabab Pasisie.

BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *