DaerahKota PadangpanjangTERBARU

Fotografi Tak Lagi Sekadar Dokumentasi, Terungkap Saat Bincang-Bincang Kominfo Padang Panjang Dengan Dosen ISI

460
×

Fotografi Tak Lagi Sekadar Dokumentasi, Terungkap Saat Bincang-Bincang Kominfo Padang Panjang Dengan Dosen ISI

Sebarkan artikel ini

PADANGPANJANG,RELASIPUBLIK– EZU Oktavianus, M.Sn, dosen fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang merupakan pencetus pertama hadirnya Jurusan Fotografi di ISI. Sejak remaja, memang sudah tertarik dengan dunia fotografi. Sehingga dia memaksimalkan pendidikan di dunia fotografi.

Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) dan Strata Dua (S2), Ezu menjadi dosen di beberapa universitas di Indonesia. Seperti di AKSERI Yogyakarta (1999-2004), UNS Solo (1999-2003), Universitas Negeri Padang (2005-2011) dan universitas lainnya dengan mengampu mata kuliah fotografi.

Kurang lebih sudah 16 tahun Ezu berkecimpung di dunia fotografi. Tentu, sangat banyak sekali pengalaman yang membuatnya makin cinta terhadap dunia fotografi. Seiring berkembangnya zaman, fotografi juga berkembang pesat. Sehingga, tidak ada yang bisa memungkiri bahwa fotografi sangat penting untuk semua aspek kehudipan.

“Fotografi adalah bentuk media dokumentasi. Di mana setiap momen diabadikan sebagai bukti nyata. Pada zaman dahulu, bentuk media dokumentasinya hanya menggunakan obscura atau kamera film. Namun seiring dengan perkembangan zaman, teknologi sudah semakin canggih. Kini pada umumnya orang-orang menggunakan kamera digital yang sudah memakai memory card yang dapat memudahkan para fotografer,” jelas Ezu dalam bincang-bincangnya bersama Kominfo, Kamis (19/8).

Menurut Ezu, fotografi tidak hanya sekadar dokumentasi, tapi juga merupakan sebuah profesi di industri kreatif. Seperti fotografi jurnalistik, foto komersil yang bernilai jual atau sarana promosi dan art (seni/ekspresi).

“Dibandingkan sekarang, dulu fotografer cukup sulit untuk mengakses karya-karyanya yang hanya memakai kamera film yang harus dicuci dan menunggu beberapa hari untuk bisa dilihat. Untuk penyimpanannya saja terbatas, hanya 36 frame saja. Sekarang, untuk kamera digital penyimpanannya sudah memakai memory card yang kapasitasnya cukup besar. Sehingga sangat memudahkan para fotografer untuk mengakses karya-karyanya,” tutur Ezu.

Dimasa Pandemi Covid-19, sebut Ezu, aktivitas fotografi tetap berjalan lantaran kembali pada makna awal fotografi yang merupakan bentuk dokumentasi.

“Dalam dunia fotografi, bentuk apresiasi terhadap karya mereka adalah mengadakan pameran karya atau mengadakan festival seni. Namun, sejak pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan. Semua aktivitas beralih secara virtual. Walaupun demikian, tetap saja memberikan efek positif dan negatifnya terhadap dunia fotografi,” paparnya.

Positifnya, tambah Ezu, acara pameran foto dan festival bisa diikuti secara internasional karena pelaksanaannya secara virtual. Negatifnya, dalam pelaksanaan acara, kurangnya rasa puas baik dari yang punya karya maupun para penikmat karya.

Menurut Ezu, dalam melakukan sesuatu semua butuh dokumentasi. Seperti kelahiran, pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Ini akan menjadi pengingat momen yang sangat berharga dalam kehidupan.

Saat ini, katanya, aspek lain seperti bidang komersil fotografi lebih gencar karena memiliki daya guna yang cukup berpengaruh. Seperti iklan produk, foto pernikahan, kelahiran, fashion dan lain sebagainya.

“Sedangkan untuk foto jurnalistik, fotografi lebih fokus pada dokumentasi dalam peliputan berita. Beda halnya dengan art (seni). Fotografer lebih cenderung menghasilkan sebuah karya untuk kepuasan tersendiri dalam mengekspresikan perasaannya. Seperti seni murni, pelukis abstrak dan teknis visual dan lain sebagainya,” terangnya.

Disebutkannya, lingkup kerja dalam dunia fotografi pun tidak terbatas, tergantung individu yang berkecimpung di dalamnya. Mereka bisa menjadi jurnalis foto, wartawan, bekerja di media cetak, seniman foto dan profesi-profesi lain yang berkaitan dengan dunia fotografi.

“Kita tidak bisa memberi batasan jika ini menyangkut dunia fotografi. Terkadang tanpa kita sadari, kita sudah mengambil peran di sana,” tuturnya.

Selama ada dunia fotografi sebagai media dokumentasi, ujarnya lagi, maka karya seni akan semakin berkembang.

“Selamat Hari Fotografi Sedunia, sukses dan maju terus. Untuk pameran karya sebagai wujud apresiasi, semoga bisa terlaksana seperti biasanya,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *