Berita UtamaPariwisataTERBARU

Ketua Gebu Minang Boy Lestari Dt. Palindih: Sumbar Tidak Butuh KAMI

226
×

Ketua Gebu Minang Boy Lestari Dt. Palindih: Sumbar Tidak Butuh KAMI

Sebarkan artikel ini

PADANG,RELASIPUBLIK- Adanya tokoh negri ini yang ingin menyelamatkan bangsa, dengan membentuk organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), dipimpin Gatot Nurmantio dan Din Samsudin, ditanggapi dingin tokoh masyarakat Sumatera Barat.

Diantara tokoh yang menilai KAMI tidak perlu ada di Ranah Minang diantaranya ketua Gebu Minang, Boy Lestari Dt. Palindih dan ketua LKAM Sumbar M. Sayuti Dt. Rajo Panghulu.

Boy Lestari mengatakan, sampai saat ini Sumbar belum membutuhkan kehadiran KAMI, karena daerah ini sudah memiliki benteng kuat seperti LKAM, Bundo Kanduang, Cadiak-pandai dan Alim ulama.

“Sumbar atau Ranah Minang tidak membutuhkan KAMI, karena darah ini sudah memiliki pagar untuk menyelamatkan negara melalui adat dan agama serta Bundo Kanduang, sehingga dari dahulu sampai sekarang Indonesia tetap dijaga oleh orang Minang,” ulas Boy Lestari yang juga seorang buya dan ninik-mamak.

Ditambahkannya, Minang Kabau atau Ranah Minang dari dulu sudah menjaga negri ini, itu bisa dilihat dari filosofisnya Adat basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, menandakan kalau dengan adat dan agama bisa menjaga negri ini dari rong-rongan dari mana saja.

Hal senada juga disampaikan ketua LKAM Sumbar M. Sayuti Dt. Rajo Panghulu, maka ketika diundang untuk deklarasi ia tidak menghadiri undangan tersebut, karena negara ini akan bisa diperbaiki dari dalam, bukan dari luar pemerintahan.

St. Sayuti juga mengatakan, untuk kembali menormalisasi negara ini, dengan kembali pada UUD 1945, dan tidak perlu ada lembaga-lembaga penyelamat seperti yang didirikan beberapa tokoh tersebut.

“Perbaiki negara ini dari dalam, gak akan mungkin bisa memperbaiki dari luar, karena itu akan menjadi kontra pemerintahan, akan mengakibatkan semakin bergejolak dan tidak akan ada yang terselamatkan,” tegas Dt. Sayuti.

Kedua tokoh tersebut tampaknya memang menolak kehadiran KAMI, karena Ranah Minang tanpa organisasi tersebut sudah menyelematkan negara ini dari zaman penjajahan, pergolakan dan sampai saat ini.(nov)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *