DHARMASRAYA, RELASIPUBLIK – Guna melakukan upaya pencegahan terhadap maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak yakni sapi yang berkembang saat ini, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri sekaligus mencanangkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) massal, yang diselenggarakan di Jorong Lagan Jaya Nagari Sipangkur Kecamatan Tiumang, Rabu, (3/8).
Kegiatan juga dihadiri oleh Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, Kapolres AKBP Nurhadiansyah Sik, Dandim 0310 SSD Letkol Inf Endik Hendra Sandi, Kepala Dinas Pertanian, Darisman, Unsur Forkopimda dan undangan lainnya.
Bupati Sutan Riska dalam sambutannya, mengucapkan ribuan terima kasih kepada Wali Nagari dan seluruh masyarakat Nagari Sipangkur yang ikut serta dalam pencanangan vaksinasi massal penyakit mulut dan kuku. Dan ini merupakan kebijakan yang harus dilakukan segera oleh pemerintahan, Alhamdulillah Bupati didukung penuh oleh Dandim, Kapolres dan jajarannya agar tidak menjadi perbincangan yang tidak baik di masyarakat.Bupati pun berharap agar masyarakat segera melapor kepada Wali Nagari, dan nantinya pihak terkait dapat langsung melapor ke Dinas Pertanian untuk menindaklanjuti secepatnya terkait permasalahan vaksinasi ataupun penyakit PMK di Dharmasraya.
“Jadi yang terpenting adalah koordinasinya harus berjalan dengan lancar, supaya ini tidak menjadikan tempat sarang virus PMK. Walaupun tidak berbahaya, namun penyebarannya sangat cepat sekali. Kemarin, virus menyebar dari manusia ke manusia, sekarang dari manusia ke ternak. Alhamdulillah virus ini sudah ada vaksinnya, dan mudah-mudahan ini dapat membantu para peternak di Kabupaten Dharmasraya,” harap Bupati Dharmasraya dua periode.
Berdasarkan data statistic peternakan pada tahun 2021, Kabupaten Dharmasraya memiliki populasi ternak yang cukup tinggi. Jumlah ternak sapi di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 44.559 ekor, kerbau sebanyak 6.821 ekor dan kambing sebanyak 19.240 ekor.
Sedangkan jumlah inseminasi buatan (BI) atau kawin suntik di Kabupaten Dharmasraya juga dilaporkan lebih dari 12.000 ekor per tahun, dengan tingkat kelahiran pedet yang cukup tinggi. Tidak heran jika daerah lain sering menyebut Dharmasraya adalah produsen bibit ternak.
“Rencana pemerintah untuk melakukan swasembada daging saat ini sedikit tertunda dengan masuknya beberapa wabah penyakit eksotis seperti Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol yang terjadi diProvinsi Riau sejak bulan Maretrt 2022. Dan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi sejak bulan Mei di Provinsi Aceh dan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan di Dharmasraya sendiri kejadian PMK telah berlangsung dalam 1 bulan terakhir,” kata Bupati lagi.
Penyakit PMK ini telah berdampak pada 10 kecamatan diantaranya, Kecamatan Pulau Punjung, Kecamatan Timpeh, Kecamatan Sembilan Koto, Kecamatan Sitiung, Kecamatan Koto Baru, Kecamatan Koto Salak, Kecamatan Koto Besar, Kecamatan Timpeh dan Kecamatan Padang Laweh. Wabah penyakit ini sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat. Baik akibat kematian ternak, tingginya angka kesakitan ternak serta biaya pemeliarahaan dan perawatan yang meningkat. Selain itu lalu lintas ternak pun pada saat ini dibatasi, sehingga jual beli ternak menjadi terganggu.
Berdasarkan epidemologi penyakit PMK dapat menular melalui aerosol, kontak langsung, vector maupun penularan secara mekanik. Hal inilah yang menyebabkan kasus PMK dapat menyebar sampai dengan radius 10 km.
“Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan untuk penanggulangan PMK adalah melalui vaksinasi. Vaksinasi akan diberikan kepada ternak sehat, dan diupayakan dilakukan pada zona-zona yang belum memiliki kasus kematian ternak. Sehingga dapat menjadikan suatu zona atau daerah menjadi daerah bebas PMK,” harap Bupati.
Oleh karena itu, Pemkab Dharmasraya sangat mendukung peningkatan kembali produktifitas ternak maupun peternak yang menjadi sumber perekonomian masyarakat Dharmasraya. Sebagaimana visi daerah yakni maju yang mandiri dan berbudaya.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan alokasi vaksin PMK untuk Kabupaten Dharmasraya. Serta seluruh sector yang terlibat dalam penanganan, penanggulangan dan pengendalian PMK secara langsung maupun tidak langsung. Kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pengendalian PMK baik camat, Bhabinkamtibnas, babinsa, wali nagari, dan petugas puskeswan kami ucapkan terima kasih dan tetap semangat dalam memberikan dedikasi, waktu, ilmu dan tenaganya demi kesejahteraan masyarakat dan terkendalinya penyakit PMK,” pungkas Bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya Darisman menyampaikan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah merupakan wadah dan sarana sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit PMK sekaligus kampanye tentang pentingnya vaksin PMK. Jadi ternak yang kena PMK adalah hewan yang kukunya berbelah.
Alasan Dinas Pertanian memilih Lagan Jaya nagari Sipangkur adalah karena populasi ternak sapi bali cukup tinggi yaitu 800 ekor, kecamatan Tiumang 7000 ekor atau lebih kurang 10 persen populasi sapi di Kabupaten Dharmasraya. “Karena banyaknya populasi ternak, baik itu sapi, kerbau dan kambing di Kabupaten Dharmasraya. Maka pelaksanaan ini sangatlah relevan untuk melaksanakan vaksinasi massal yang dilaksanakan di Lagan Jaya Nagari Sipangkur, yang akan dicanangkan oleh Bupati Dharmasraya,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya.
Penyakit PMK ini merupakan penyakit yang penyebaran virusnya sangat cepat sekali, sama dengan covid 19. Penyebarannya bisa melalui vector, hewan lain dan yang lebih berbahaya lagi penyebaran virusnya bisa melalui udara. Sehingga penyebaran virus PMK ini mejadi pusat perhatian oleh pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Pencanangan ini merupakan ajang sosialisasi bahwasannya PMK ini bukan penyakit yang berbahaya, baik terhadap manusia. Dan juga bukan penyakit yang mematikan. Penyakit PMK tersebut bisa disembuhkan berdasarkan data yang ada dari Departemen Pertanian, sehingga penyakit PMK ini bukan penyakit yang mematikan dan berbahaya. Untuk itu pemahaman masyarakat harus dirubah tentang virus PMK ini,” kata Darisman. (Jp)