PESSEL, RELASIPUBLIK. Com
Bupati Kabupaten Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar mengajak para Guru untuk dapat bersama – sama menyukseskan Progam Nagari Bersekolah (Pronasa) di daerahnya.
Hal itu dikatakanya saat menghadiri acara Silaturahmi dan Halal Bihalal para guru TK, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Lakuak Muaro Nagari Pulau Karam, Kecamatan Koto XI Tarusan, Sabtu (13/5).
“Program Nagari Bersekolah ini kita luncurkan guna memperkuat karakter yang berbasis kepada keimanan dan keislaman yang dimiliki oleh anak kita nantinya. Sebab tidak ada kekuatan lain yang bisa membentuk karakter anak-anak kita kedepan selain nilai-nilai agama yang kita yakini. Maka dari itu mari kita sukseskan program ini,” ajak Bupati.
Kegiatan acara Halal Bihalal tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan koto XI Tarusan. Selain Bupati juga dhadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pessel, Salim Muhaimin.
Rusma melanjutkan Pronasa ini juga selaras dengan kurikulum merdeka belajar. Karena lebih pada mengeksplorasi kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya yang didampingi oleh guru yang berkompeten. Sekaligus dilakukan pemantauan perkembangannya secara periodik dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
“Sebab, sukses atau tidaknya seseorang tidak harus tergantung pada nilai satu pelajaran saja. Sebab setiap manusia pada prinsipnya memiliki minat dan bakat serta kemampuan yang berbeda – beda,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, bahwa pemerintah daerah akan memprioritaskan SDM yang baik karena akan menjadi estafet masa depan didaerahnya.
“Jadi SDM sangat perlu dipersiapkan dengan serius, jika kita ingin unggul, caranya pelayanan pendidikan dan kesehatannya juga harus diutamakan,” bebernya.
Dikatakanya, Nagari bersekolah melibatkan semua pihak untuk membentuk karakter anak-anak kedepannya, pada intinya Nagari bersekolah membantu mengisi karakter anak-anak yang selama ini menjadi tanggung jawab sekolah.
Di sini peserta didik nantinya akan dicoching terus, sehingga tampak perkembangannya sesuai minat dan bakatnya masing-masing.
“Nah, ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Kalau ada anak yang nakal itu, bukan guru yang di salahkan tetapi juga masyarakat sekitar, tokoh adat, tokoh agama karena juga bertanggungjawab terhadap kegagalan pembentukan karakter anak,” ungkapnya.
Ia mengharapkan untuk kedepannya anak – anak yang kritis agar bisa memberi argumen atas apa yang kita lakukan.
“Maka tantangan terberat kita sesungguhnya adalah teknologi informatika, namun disatu sisi juga memudahkan,” katanya.(Mil)