Berita UtamaDaerahKabupaten Tanah DatarTERBARU

Hadiri Festival Sumpah Sati Bukik Marapalam, Ini Kata Gatot Nurmantyo

95
×

Hadiri Festival Sumpah Sati Bukik Marapalam, Ini Kata Gatot Nurmantyo

Sebarkan artikel ini
Tokoh Nasional Gatot Nurmantio menghadiri festival Sumpah Sakti Bukik di Jorong Puncak Pato, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, dan diresmikan oleh Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE. MM pada Sabtu (17/6). (Foto dok/d13).

Relasipublik, Tanah Datar – Hadirnya tokoh nasional di acara progul satu event satu nagari yang bertemakan Sumpah Sati Bukik Marapalam di Jorong Puncak Pato, Nagari Batu Bulek, kecamatan Lintau Buo Utara yang di resmikan oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE.MM Sabtu (17/6) merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tanah Datar khususnya Nagari Batu Bulek. Salah satu tokoh nasional yang hadir pada event tersebut, Jend. Purn. Gatot Nurmantio. Pada sesi wawancara, Gatot menyampaikan bahwa ada empat wisata yang ada di Tanah Datar.

“Ada empat wisata di Tanah Datar yaitu wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam dan wisata Religius. Dan ini yang sangat luar biasa, semua ada di Kabupaten Tanah Datar. Memperingati 200 tahun yang lalu, mengakhiri perang Padri perbedaan antara yang menegakkan agama dengan budaya diambil jalan tengah menghilangkan budaya yang bertentangan dengan agama maka budaya bersandi Syara’, Syara’ Bersandi Kitabullah,” ujar Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut lagi katanya, kejadian hari ini yang saya berkomunikasi dengan ketua panitia, di latar belakangi dengan perkembangan teknologi media sosial yang begitu gencar para pemuda dan pemudi yang punya inisiatif ini yang khawatir bahwa agama sudah akan ditinggalkan, budaya sudah akan ditinggalkan karena perkembangan situasi maka di ingatkan oleh para pemuda dengan acara ini untuk mengingat kembali lagi kepada tungku yang ada yang utama di negeri ini yaitu antara budaya dan agama sudah tidak ada perbedaan.

“Inilah yang disebabkan sangat luar biasa dari kejadian ini dan puncak acara ini di adakan pembacaan deklarasi Piagam Minangkabau. Saya yakin dari falsafah tanah Minang bahwa orang Minang itu tidak ada yang silau kena petir karena sebelum petir menyambar sudah tahu dia tutup mata, orang Minang lihat ikan di laut hanya berkilat saja dia sudah tahu itu apa jenis ikannya, maka lahirnya NAN 10 ini adalah karena semua orang Minang sadar apabila di biarkan bangsa ini akan hancur berkeping-keping,” tutur Jenderal Purn. Gatot Nurmantio.

“Sebagai pertanggung jawaban orang tua kakek nenek kita semuanya yang terdahulu, untuk menyatukan Nusantara ini sehingga kita bisa merdeka maka hari ini di buatkan lah piagam nan 10 ini, Piagam Minangkabau. Luar biasa saya hanya mengatakan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan saya bisa menyaksikan tempat ini di tempat yang bersejarah ini yang sedang luar biasa sesuai dengan falsafah Minangkabau. Terima kasih datuk-datuk, para alim ulama, para pemuda, Bundo kanduang dan masyarakat semuanya membuat acara ini sukses. Sekali lagi terima kasih semoga Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua untuk tetap bersemangat menjaga negara yang sangat kita cintai ini bersama,” pungkas Gatot Nurmantio. (d13)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *