BeritaBerita UtamaDaerahKabupaten Pesisir SelatanTERBARU

Pengurus PGMNI Pessel Dilantik, Bupati: Agar Menjadi Kebutuhan dan Perbaikan SDM Kedepanya

839
×

Pengurus PGMNI Pessel Dilantik, Bupati: Agar Menjadi Kebutuhan dan Perbaikan SDM Kedepanya

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELAAI PUBLIK – Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Rusma Yul Anwar, menegaskan keberadaan perkumpulan Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI), ini betul – betul menjadikan kebutuhan dan perbaikan Sumber Daya Manusia untuk kedepanya.

Hal itu dikatakan, Bupati, saat melantik dan pengukuhan pengurus PGMNI Kabupaten Pesisir Selatan, masa bhakti 2023-2028, di Aula Raudhah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pesisir Selatan, pada Senin (16/10/2023) kemarin.

“Saya sangat senang sekali Pak Kemenag. Mudah – mudahan dengan gerak cepat kawan – kawan kita ini bisa memperkenalkan daerah kita. Dan kita harus tetap bersinergi tentang perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia untuk kedepanya,” ungkap Bupati.

Kegiatan itu, dihadiri PW PGMNI Sumbar yang diwakili Bendahara Umum Suhandis, Kepala Kemenag Pessel Abrar Munanda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan, Salim Muhaimin, Ketua PGRI Pesisir Selatan, pejabat struktural dan fungsional di Kemenag Pessel, serta para undangan lainnya.

Bupati melanjutkan, sampai hari ini dirinya tidak melihat dikotomi antara sekolah pendidikan madrasah dengan pendidikan sekolah umum di daerahnya. Dan itu semua sama – sama guru.

Ia pun merestui perbedaan itu ada. Tapi harus ada ujungnya yang akan mempertemukan dua kutub untuk menjadi satu kekuatan pembangunan Sumber Daya Manusia.

“Dan mengapa perbedaan itu dipertajam?perbedaan itu harus kita kenali apa yang ada disekolah madrasah dan apa yang ada di sekolah umum. Perbedaan inilah yang akan saling melengkapi, bagaimana daerah Pesisir Selatan ini, anak – anak lebih berkualitas kedepannya,” ujarnya.

“Kawan – kawan yang baru dilantik ini betul – betul bisa berkonsentrasi, serius mengemban tugas mulia ini. Berhimpunlah kita secara bersama – sama. Tapi berhimpun bukan untuk memisahkan diri dari kelompok – kelompok yang lain, tapi kelompok membangun suatu kekuatan. Tapi kekuatan yang berbeda itu akan satu membangun yang lebih baik anak – anak kita di masa yang akan datang,” harapnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Kabupaten Pesisir Selatan, Abrar Munanda mengucapkan terimakasih banyak atas kehadiran Bupati Pesisir Selatan. Sebab, kata Abrar, tiada hari tampa kesibukan yang dijalani sehari – hari dari pagi sampai sore itu, guna memotivasi dan memberikan semangat serta penguatan dan pencerahan kepada kita semua.

Abrar menyebut, bahwasanya Bupati Pessel ini sejatinya adalah insan pendidikan, beliau juga seorang guru dan sampai hari ini tetap sebagai seorang guru. Guru bagi kita semua yang memberi ayoman kepada kita. Nafas beliau juga nafas guru dan takdir Allah SWT menghantarkan beliau. Disamping seorang guru juga menjadi pemimpin di Kabupaten Pesisir Selatan.

“Mari kita do’a kan beliau tetap sehat, tetap semangat dan terus memimpin kita,” ucapnya.

Kemudian, kata Abrar, dengan semangatnya PW PGMNI Sumbar itu, setelah mengikuti pengukuhanya di tingkat Provinsi tentunya akan termotivasi juga bagi pengurus daerah PGMNI Kabupaten untuk melaksanakan tugas – tugasnya. Yaitu apa langkah – langkah yang ditempuh dan strategi apa untuk penguatan bagi guru – guru madrasah.

“Saya orangnya Qiar. Silahkan bernarasi panjang tapi responnya harus cepat. Tinggal lagi aksi kita salah satunya adalah sebuah tantangan bagaimana kita Kabupaten Pesisir Selatan lahir pendidikan berprestasi akademik dan juga bagi siswa – siswa yang kita didik. Dan Inilah harapan kita,” ujarnya.

Selain itu, Abrar, juga menyampaikan bahwasanya Kemenag Kabupaten Pesisir Selatan menorehkan berbagai prestasi atas pencapaian kinerja baik itu di kantor, KUA dan juga Madrasah.

“Sekarang kantor Kemenag Pessel menjadi inovasi satu – satunya Kemenag RI dalam pelayanan publik yang dinilai oleh Kementerian-Pan RI melalui ” Jendala Hati”. Dan sekarang kita menunggu pengumuman dari KementerianPAN-RB, sebagai unit pelayanan publik pelopor ramah kelompok rentan,” kata dia.

Ia membeberkan, saat ini ada lima yang diberikan kepercayaan oleh Kementerian Agama Pusat untuk dinilai itu, yaitu: Kanwil Kementerian Agama Yogyakarta, Kemenag Pessel, Bali, Karang Asem (termasuk Bali) dan Purbalingga (Jawa Tengah).

“Diluar Jawa dan Madura Kementerian Agama pusat kepercayaan pada Pesisir Selatan,” ujarnya.

Abrar juga mengatakan untuk penganugerahan guru dan tenaga kependidikan Awards 2023, peserta yang terbanyak itu adalah dari Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 39 orang.

“Dari 39 orang itu adalah 5 kepala madrasah dan 34 orang guru. Kita berharap akan lahir terbaik yang akan memotivasi dan fungsinya,” tutupnya.

Ketua Umum PGMNI Kabupaten Pesisir Selatan, Akhiyen Nuardi mengatakan bahwa nama madrasah bukan nama asing lagi di telinga kita. Akan tetapi madrasah merupakan nama yang sudah boming yang konon jauh dari sebelumnya.

Akhiyen Nuardi menyebut dimana Sekretaris Umum Pusat menyampaikan dalam paparanya bahwa madrasah pertama berdiri di Sumatera Barat pada tahun 1909. Selain itu juga ada pendidikan Sumatera Wali yang didirikan 15 Januari 2019 oleh Muhammad Jalil Jambek di Bukittinggi. Kemudian pendidikan Diniyah Putri, oleh Ramah Elyunus Siyah yang merupakan cikal bakal Syehk Zainudin Labai pada tahun 1915.

Sehingga, kata Akhiyen, hal ini tidak mengkhawatirkan dan tidak mengamangkan kita selaku masyarakat pesisir selatan. Dimana pesisir selatan berlakunya Surau yang berbasis madrasah semenjak abad 16 sampai abad 19.

“Nah, semenjak abad 16 sampai 19 pesisir selatan sudah punya basis pendidikan madrasah,” ujarnya.

Akhiyen menyampaikan, banyak tulisan di sejarah kebudayaan Islam antara lain Syeh Muhammad Jalil Albatawi yang pada tahun 1863 sampai 1923, yang di sebut dengan Syeh Bayang, yang sudah mengajarkan pendidikan agama islam, walaupun madrasah dalam tatanan klasikal tetapi sudah berorientasi ke ilmuan Balaqah, ma’anik dan lain sebagainya.

“Jadi, madrasah hadir di Pesisir Selatan bukan sesuatu hal yang tabu. Lahirnya perkumpulan guru madrasah bukan berarti menjadi barang tandingan. Bukan barang tandingan dari PGRI akan tetapi kami lahir dalam rangka memperpanjangan tangan PGRI dalam menjangkau masyarakat madrasah,” ujarnya. (Mil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *