AKARTA,RELASIPUBLIK– Semangat Pemuda Indonesia pasca sumpah pemuda, terus menggelora sampai saat ini. Pemuda merupakan tonggak pembangunan Negara, ditangan pemudalah bangsa Indonesia bisa bebas dari kungkungan imperialis.
teringat kata-kata Bung Karno “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Oleh karena itu peran pemuda sangat di perlukan sekali.
*Bersatu*
Pemuda indonesia terutama pemuda yang hidup dirantau, yang keluar dari kampungnya untuk meningkatkan taraf hidupnya dan keluarganya.
pemuda yang dirantau harus bersatu dengan para perantau lainnya, yang tergabung di organisasi perantauan dan terutama organisasi pemuda yang di rantau.
dalam hal ini hadirnya Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI) merupakan wadah berhimpun bagi para pemuda minang di rantau dan tetap mengedepankan persatuan.
pemuda minang harus bersatu dalam membangkitkan batang nan taradam demi kemajuan kampuang.
bersatu membangun kampung dari rantau merupakan hal keharusab bagi pemuda dirantau, minimal mengharumkan nama kampung di rantau dengan prestasi dan kemampuan pemuda tersebut di rantau.
*Bangkit*
pemuda minang harus bangit, seperti yang sudah disampaikan mambangkikan batang nan tarandam.
membangkitkan sesuatu yang terendam untuk menuju kampung yang lebih baik.
pemuda kampung jangan hanya diam dikampungnya, sebagaimana filosofi diminang bahwa anak muda laki-laki minang terutamanya harus keluar dari rumahnya, harus di surau, dan pandai bersilat.
dalam hal ini filosofi ini sangat dipakai sekali ketika pemuda minang keluar dari kampungnya untuk meningkat taraf hidupnya dan keluarganya.
teringat saya dengan film “marantau” nah itulah kurang lebih filosofinya.
bangkit jiwanya dengan semangat tinggi, akan membangkitkan taraf hidup kampungnya.
*Jaya*
maka ketika pemuda minang di rantau sudah bersatu untuk membangun nagarinya atau kampungnya, bangkit jiwanya akan membangkitkan perekonomian kampungnya dan selanjutnya akan menuju hidup kejayaan di hari kedepan demi kampungnya.
Bersatu, Bangkit, Jaya
(Syurya Muhammad Nur, M.Si )