PESSEL, RELASI PUBLIK – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pendidikan.
Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar mengungkapkan kualitas pendidikan merupakan komitmen pemerintah untuk menjamin keberlangsungan generasi berikutnya dan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing ke depanya.
“Jadi, mutu pendidikan ini menjadi kunci untuk mengatasi setiap persoalan sehingga dianggap perlunya mengenjot program kerja di sektor pendidikan,” kata Bupati saat membahas proses perkembangan pendidikan dihadapan kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) se- Kabupaten pesisir selatan, di aula kantor dinas pendidikan daerah setempat, baru-baru ini.
Kegiatan itu juga hadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan, Salim Muhaimin, Kepala Bidang SMP Sudirman, dan Kepala Bidang GTK, Darmawi.
Bupati melanjutkan untuk itu dirinya menginginkan segala aspek pendidikan ke yang lebih layak ke depannya. Misalnya dalam pembangun gedung – gedung seperti sekolah dengan pemerataan mobiler dan terlebih lagi yang menjadi di prioritaskan.
“Nah, untuk sekolah itu kan banyak tentu tidak tumbuh bersama atau sekaligus tentu ada yang lebih prioritas dan ini sesuai dengan kondisi yang riil,” ujarnya.
Sehingga kedepanya akan didampingi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mana yang harus lebih diutamakan.
“Saat ini tidak hanya kewenangan dari dinas pendidikan saja tapi juga melalui dari dinas Pekerjaan Umum,” terangnya.
“Jadi Dinas Pendidikan diminta data pendidikan itu valid,” ujar Bupati.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan (Pessel) Salim Muhaimin mengakui bahwasanya tingkat literasi sangat rendah sehingga menjadi problem fundamental yang harus segera di atasi di daerah itu.
“Ini adalah salah satu permasalahan fundamental yang harus kita ubah dan perlu ditingkatkan,” kata Salim.
Berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) 2021, Indonesia sedang darurat literasi yanni satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Hasil tersebut konsisten dengan hasil Programme format Internasional Student Assessment (PISA) selama 20 tahun terakhir yang menunjukkan skor literasi anak Indonesia masih rendah dan belum meningkat secara signifikan. (Mil)