Oleh : Riko Subrata
Demokrasi, sebuah sistem yang digembar-gemborkan sebagai pemerintahan rakyat, kini dikotori oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka yang seharusnya menjadi pilar demokrasi, justru menjelma menjadi perusak dengan berlindung di balik kedok “tidak puasa”.
Bukan puasa dalam arti menahan lapar dan dahaga, melainkan puasa dalam arti menahan diri untuk tidak mengikuti hasil yang telah ditentukan secara bersama. Hasil yang telah disepakati melalui proses demokrasi yang sah, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Alasan mereka tidak puasa bermacam-macam. Ada yang berdalih bahwa hasil tersebut tidak sesuai dengan keinginannya. Ada pula yang berlindung di balik isu kecurangan dan manipulasi. Namun, di balik semua alasan itu, tersembunyi agenda terselubung untuk merusak demokrasi.
Mereka yang tidak puasa ini, ibarat penumpang gelap dalam kapal demokrasi. Mereka ingin menikmati hasil demokrasi, tanpa mau berkontribusi dalam prosesnya. Mereka ingin memetik buah, tanpa mau menanam pohonnya.
Lebih parahnya lagi, mereka tidak segan-segan menggunakan cara-cara kotor untuk mencapai tujuannya. Politik uang, provokasi, dan bahkan ancaman kekerasan, menjadi senjata mereka untuk merusak demokrasi.
Dampak dari “tidak puasa” ini sangatlah berbahaya. Demokrasi yang seharusnya menjadi sistem yang adil dan damai, menjadi tercoreng oleh tindakan-tindakan anarkis. Kepercayaan rakyat terhadap demokrasi pun semakin terkikis.
Oleh karena itu, kita harus bersatu melawan penumpang gelap ini. Kita harus menjaga demokrasi dengan sepenuh hati. Kita harus menunjukkan kepada mereka, bahwa demokrasi tidak bisa dirusak dengan cara-cara kotor.
Mari kita jadikan demokrasi sebagai alat untuk membangun bangsa, bukan untuk merusaknya. Mari kita jadikan demokrasi sebagai sistem yang adil dan damai, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.
Ingatlah, demokrasi adalah milik kita bersama. Mari kita jaga dan rawat demokrasi dengan penuh tanggung jawab. Jangan biarkan demokrasi dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan untuk melawan penumpang gelap demokrasi:
• Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya demokrasi.
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
• Menolak politik uang dan provokasi.
• Melaporkan tindakan kecurangan dan manipulasi kepada pihak berwenang.
• Mendukung penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar demokrasi.
Dengan bersama-sama menjaga demokrasi, kita dapat mewujudkan Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera.