Berita UtamaOpiniTERBARU

‘The Glory’ Drama Korea Pembully yang Benar Adanya

55
×

‘The Glory’ Drama Korea Pembully yang Benar Adanya

Sebarkan artikel ini

Oleh: Nolla Fitria Putri Jayus
(Prodi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

The Glory merupakan sebuah drama yang banyak mengambil perhatian khalayak ramai, terutama penggemar drama Korea. Drama ini mengangkat tema tentang pembullyan yang di alami seorang mahasiswi. Menceritakan bagaimana kisah balas dendam yang di lakukan oleh korban kepada para pelaku.

Di dalam drama ini, menceritalan seorang gadis yang bernama Moon Dong Eeun, yang di perankan oleh Song Hye Kyo mengalami pembullyan sadis dan kejam semasa Sekolah Menengah Pertama. karena pembullyan itu, Moon Dong Eun memantapkan dirinya untuk membalaskan dendamnya kepada para pembully.

Mengutip dari situs KapanLagi.com, drama ini bukan hanya membuahkan impact besar terhadap larisnya drama ini. Bahkan, karena begitu luar biasanya drama ini terdapat julukan “The Glory Effect” karena mengupas pembullyan nyata di Korea.

Di dalam drama tersebut, terdapat adegan Dimana Moon Dong Eun dibully sangat sadis menggunakan catokan panas. Adegan sadis inilah yang menimbulkan relapse bagi penonton Korea yang tau kisah pembullyan di Sekolah Menengah Khusus Perempuan di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara, pada Mei 2006.

Mengutip dari situs Korea, The Korea Herlad, adegan ini sangat terkenal dengan julukan ‘Hair Curler Bullying’ atau ‘Bully Pengeriting Rambut’. Pada tahun 2006, tiga siswa kelas sembilan menindas teman sekelas mereka selama 20 hari, meminta uang kepada korban.

Pada hari-hari ketika tuntutan tidak dipenuhi, mereka akan memukul korban dengan tongkat bisbol, mencakar dada korban dengan jepit rambut, menyiksa korban secara fisik dengan tangan dan kaki mereka, dan bahkan membakar lengan korban menggunakan tongkat pengeriting rambut di dalam kelas. Penyiksaan fisik tersebut juga mengakibatkan tulang ekor menonjol, yang mengakibatkan ia dirawat di rumah sakit selama enam minggu.

“Menurutku pembullyan dimana-mana itu serem, terutama di Korea yang udah di luar akal bahkan sampai ke pembunuhan. Memandang kasta, dimana yang miskin selalu di bully.” Ujar Poetri Jasmine Anindhita Sulendrakusuma, mahasiswi Institut Teknologi Bandung.

“Sekolah di Korea sangat sulit akibat bullying, terutama menyangkut standart kecantikan dan style. Sulit untuk survive di sekolah kalau ada bullying. Parah banget, sih.” Ujar Fatima Nayla Agusta mahasiswi Universitas Andalas.

“Bullying di Korea itu ga ada habsinya. Ga cuma para siswa yang melakukan, bahkan guru juga tanpa sengaja melakukan pembullyan. Seharusnya orang-orang terutama para guru dan orang tua sadar, bahwasannya pembullyan bukan hal yang sepele.” Ujar Alya Yasmin, mahasiswi Politeknik Negeri padang.

“Menurut pendapat aku pribadi, seharusnya case pembullyan di korea ini harus di sorot khusus, karena kita ga tau seberapa banyak korban yang sudah mengalami bullying. Dan seharusnya menormalisaskian bullying di hilangkan, dan menurutku juga peran guru sangat penting dalam hal ini.” Ujar Medika Irene Sitohang mahasiswi, Universitas Sriwijaya.

“Pandangan aku tentang bullying di Korea itu udah parah banget, deh. Apalagi di lingkungan sekolah yang merusak mental seseorang. Korban juga jadi memiliki berbagai tekanan sosial di akademik juga lingkungan sekitarnya.” Ujar Nirwana Qatrunada, mahasiswi Universitas Andalas.

Berbagai tindakan bullying yang terjadi di dunia, tak hanya di Korea, namun juga di seluruh negara butuh tindakan yang melanjut. Mengingat kurangnya kepekaan Masyarakat sekitar pada kasus bullying.

Berbeda dengan drama, di kisah ini para pelaku pembullyan dan guru-guru yang terlibat akibat menangani pembullyan di sekolah dengan buruk. Dengan begitu, korban dapat merasakan sedikit keadilan dan mampu mendapatkan hidup yang lebih damai.

Padang, 09 September 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *