Berita UtamaKabupaten Pesisir SelatanTERBARU

Pemerintah Pesisir Selatan Siapkan Dana Cadangan Rp 700 Juta untuk Penuhi Kebutuhan Bibit Jagung Petani Non-Poktan

464
×

Pemerintah Pesisir Selatan Siapkan Dana Cadangan Rp 700 Juta untuk Penuhi Kebutuhan Bibit Jagung Petani Non-Poktan

Sebarkan artikel ini

PAINAN, RELASI PUBLIK – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 700 juta untuk memenuhi kebutuhan bibit jagung petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani (Poktan).

Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, mengungkapkan bahwa dana cadangan ini disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan petani yang kurang mampu dan belum menjadi anggota kelompok tani.

“Alhamdulillah, dana cadangan ini kita siapkan untuk mengakomodir kebutuhan seluruh petani. Bukan hanya untuk yang tergabung dalam kelompok tani, tetapi juga untuk yang belum tergabung,” ungkap Madrianto pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan urat nadi bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan tercatat sebagai penyumbang terbesar dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Selain itu, sektor pertanian juga menyerap sebagian besar angkatan kerja, dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan sebanyak 160 ribu jiwa dari total 250 ribu jiwa angkatan kerja berada di sektor pertanian.

Madrianto menegaskan bahwa pemerintah kabupaten memiliki komitmen yang kuat terhadap sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Komitmen tersebut terlihat dari terus meningkatnya produksi sektor pertanian.

Pemerintah juga mengarahkan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan ke kawasan sentra produksi pertanian, khususnya untuk komoditas unggulan lokal, sehingga petani dapat menekan biaya produksi.

“Dengan infrastruktur yang memadai, petani bisa lebih hemat biaya produksi karena ongkos distribusi yang semakin murah,” terangnya.

Sejak tiga tahun terakhir, pemerintah kabupaten juga berupaya meningkatkan pendapatan petani melalui pemberian nilai tambah melalui industri pengolahan, sehingga petani dapat menikmati hasilnya secara langsung.

Langkah ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, yang menjadikan sektor pertanian sebagai motor utama menuju kemandirian ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Hasilnya mulai terlihat, dengan tumbuhnya PDRB di sektor usaha primer dan industri pengolahan berbasis komoditas pertanian yang menjadi salah satu PDRB unggulan.

“Bahkan, berdasarkan data BPS, realisasi pencapaian ini melampaui target dalam RPJMD. Ke depan, pemerintah kabupaten tetap berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi petani,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *