Berita UtamaDaerahKota PadangNasionalPendidikanTERBARU

Dony Oskaria di Unand: KPK, Polisi dan Jaksa Agung Mengawasi Danantara

27
×

Dony Oskaria di Unand: KPK, Polisi dan Jaksa Agung Mengawasi Danantara

Sebarkan artikel ini

PADANG,RELASIPUBLIK–Danantara, yang menjadi teraju semua BUMN, merupakan power untuk pembangunan dan pertumbuhan, sekaligus lokomotif ekonomi Indonesia baru. Sengketa pikiran di tengah masyarakat misal soal tak bisa disentuh KPK, tidak benar.

“Nyolong, korupsi, ya ditangkap dan tidak mugkin dibiarkan. Di Danantara ada KPK, BPK, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kapolri dan Jaksa Agung,” kata Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menjawab mahasiswa saat kuliah umum bertema Membangun Triple Helix Baru Kolaborasi Universitas – BUMN – Danantara untuk Kedaulatan Indonesia di Convention Hall Universitas Andalas di Padang, Jumat (13/6/2025). Mahasiswa mengkonfirmasi, informasi yang beredar, “Danantara tak tersentuh KPK.” Itulah yang kemudian dijelaskan Dony, tidak ada yang kebal hukum, apalagi mencuri uang negara.
“Tidak benar itu, saya terlibat sejak awal di Danantara termasuk merancang UU dan strukturnya,” kata dia.

Dony Oskaria sejak di Danantara, baru pertama kali masuk kampus dan itu di Universitas Andalas. Ia mengajak Unand, untuk menjadi pusat riset yang berguna bagi pasar. Tema Triple Helix Baru Kolaborasi Universitas – BUMN – Danantara untuk Kedaulatan Indonesia, merupakan satu tindakan terukur. Perusahaan, membuat produk, perguruan tinggi melakukan riset dan pemerintah mengatur pasar. Kerjasama segitiga ini, menurut dia, mesti dikuasai kampus dan mahasiswa. Itulah sebabnya, ia mendesak Unand agar kembali membuka kelas lebih tajam untuk mahasiswa ekonomi.
“Saya bersedia hadir,” kata dia.

Menurut Dony dalam kuliah umum dengan moderator Prof. Henmaidi itu, Danantara adalah era baru. Pada awalnya, Indonesia punya 888 BUMN, lalu Bersatu di bawah paying Kementerian BUMN, namun pelaporan keuangannya ke menteri keuangan. Devidennya disetor ke negara. “Sekarang di bawah Danantara devidennya di setor ke Danantara dan kemudian dikelola untuk investasi. Jika kita satu punya toko, buat toko baru dari laba usaha, bukan dengan menjual toko yang ada, jadi demikian pengembangan bisnis Danantara,” kata Dony. Tapi, katanya lagi, tidak semua disetor. Seperti rumah, disisakan, untuk berbagai berpakian di rumah. Di usaha, untuk pengembangan usaha, memperbaiki atau menambah pabrik, infrastruktur dan sebagainya.

“Jadi saat ini Danantara mengelola Rp11 ribu triliun di berbagai sector. Ini bukan uang, tapi asset,” kata Dony pula. Pola Danantara ini sudah lazim di seluruh dunia.
Jika pada 2024 laba BUMN Rp 307 triliun, maka jika sebanyak itu juga pada 2025, maka tak semua disetor ke Danantara, melainkan dalam posri yang terukur.

“Dulu, satu sama lain tidak ada koneksinya persis, jika satu BUMN kesulitan keuangan, BUMN yang labanya melimpah tidak bisa membantu, sekarang bisa kita bantu sebab semua di bawah Danantara,” kata dia.
Dony menyebut, banyak peluang empuk di Indonesia selama ini disikat asing. “Sekarang mau kita ambil, Danantara akan investasi Rp2000 triliun. Ini laba BUMN yang kita investasikan, sekali lagi bukan BUMN-nya,” kata dia. Investasi itu jelas membuka lapangan kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Apa Itu Danantara?

Daya Anagata Nusantara (Danantara) sesuatu yg normal. Danantara Indonesia adalah badan pengelola investasi yang didirikan oleh pemerintah Indonesia. Tujuan mengelola kekayaan negara untuk masa depan. Konsepnya telah ada sejak lama, namun baru diresmikan pada 2024. Konsep Danantara diawali ide Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto. Saat itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan. Sumitro mengusulkan pembentukan lembaga yang mengelola sebagian laba BUMN.

Pada Februari 2025, Presiden Praboeo resmi meluncurkan badan ini. Badan Pelaksananya. Kepala Badan Pelaksana/Chief Executive Officer (CEO): Rosan Perkasa Roeslani, Holding Investasi/Chief Investment Officer (CIO): Pandu Patria Sjahrir dan Holding Operasional/Chief Operating Officer (COO): Dony Oskaria.

Badan Pengelola Investasi (BPI) bernama Danantara itu, adalah kerja cepat untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan ekonomi bangsa, dengan COO atau komandan operasional ada di tangan Dony Oskaria.
Lembaga ini, juga bekerja menyeleksi dan mewawancarai semua calon direksi BUMN. Semua berangkat dari penilaian professional. Bahkan menurut Dony banyak juga yang belum bersedia, karena memang mereka sangat berkualitas.

Rektor Unand, Efa Yonnedi menyatakan universitasnya siap menjadi labor BUMN mulai sekarang dan ke depan. Henmaidi juga meminta agar Danantara bisa jadi tempat magang dosen muda bukan hanya mahasiswa.
Rektor melaporkan, pihaknya membuat tinta dari gambir dan sudah dipatenkan. “Sejuta botol untuk pemilu kemarin kami namai Tinta Merah Putih dari bahan gambir dan dibuat oleh Unand dipakai di berbagai provinsi dan di luar negeri,” kata dia. Ia juga menyampaikan telah ada 32 produk kesehatan yang dibuat Unand, untuk test cepat
Efa merasa bangga, Dony Oskaria, merupakan alumni Unand, meski hanya setahun, kemudian ia pindah ke Bandung. Walau begitu, pria asal Tanjuang Alam, Tanah Datar ini, selamanya adalah ulmni Unand.

“Saya alumni Unand,”kata dia.

Kuliah umum ini, diikuti para undangan, Dirut Semen Indonesia, Indrieffouny Indra dan direktur operasi perusahaan itu, Reni Wulandari, serta Sekper Vita Mahyerni. Diikuti juga oleh pejabat BUMN lainnya di Padang, para guru besar, Plt Direktur Utama PT Semen Padang, Pri Gustari Akbar serta ratusan mahasiswa.(001/ wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *