Padang,relasipublik – Pada pagi nan sejuk, PT Semen Padang, memulai upacara pengambialihan/ nasionalisasi perusahaan itu dari tangan Belanda. Inilah produk/brand tertua milik BUMN.
Hari itu, Sabtu Juli 1958 tapak sejarah baru pun dimulai. Meski Indonesia merdeka 1945 tapi baru 23 tahun kemudian, terjadi nasionalisasi. Ini, disebabkan situasi dalam negeri dan minimnya tenaga profesional. Tak heran pembukuan sekitar 700 perusahaan besar kecil yang telah jadi milik bangsa, tetap dikerjakan ahli Belanda sampai 1970.
“Ini bukan sekadar peringatan seremonial. Hari ini panggilan bagi kita semua untuk mengingat kembali jejak perjuangan para pendahulu dan
merenungkan makna keberadaan kita hari ini sebagai bagian dari perusahaan yang telah menjadi saksi sejarah bangsa, ” kata plt Dirut Semen Padang, Pri Gustari Akbar tatkala ia menjadi pemimpin upacara di plaza kantornya, Senin (07 07/2025).
Nasionalisasi merujuk pada
Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958. Dalam perspektif lain, peristiwa Juli 1958 itu, merupakan bentuk ” kemerdekaan” ekonomi bangsa nan terlambat.
Serah terima aset dilakukan Ir Vander Land dari Kerajaan Belanda kepala J Sadiman dari BAPPIT atau Badan Pimpinan Perusahaan Industri Tambang. Primadona industri tambang saat itu, Semen Padang.
Dalam wilayah BUMN maka, Semen Padang merupakan produk dengan brand logo tertua. Sementara BRI yang berdiri Berdiri sejak 1895 di Purwokerto. Sebarnya kereta api yang tertua, 1867 tapi perusahaan ini,menetapkan hari berdirinya 1945.
Menurut sebuah caatatan, brand tertua setelah Semen Padang adalah rokok Djie Sam Soe, 1913.
Semen Padang, sebagai disebut Pri Gustari, “nasionalisasi penanda bangsa ini, dengan segala keberaniannya, berdiri tegak mengambilalih kendali atas masa depan industrinya sendiri.”
Menurut dia, tidak hanya Semen Padang, tetapi juga banyak perusahaan asing lainnya dinasionalisasi. Semua itu, tambahnya, dilakukan demi menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa.
” Kita tidak hanya mewarisi pabrik ini, kita mewarisi semangat perlawanan, kemandirian, dan keyakinan bahwa putra-putri bangsa mampu mengelola industri strategis ini.”
Dan, Semen Padang, pabrik semen tertua di Asia Tenggara, terus mengepakkan sayapnya. Penguasa pasar Sumatera dan tiang kokoh bagi holding, Semen Indonesia. Setelah negeri makin maju, muncul adik-adik Semen Padang dimana-mana.
” Kita adalah perusahaan berusia 115 tahun. Sudah melewati perang, nasionalisasi, krisis ekonomi, reformasi, pandemi dan kini era digital. Kalau hari ini kita sedang berada dalam tekanan, artinya bukan sedang gagal tapi bersiap untuk bangkit kembali!”
Industri semen memang agak lesu, namun cewang kebangkitan sudah tampak. Danantara sedang fokus mengatur BUMN dan anak-anak usahanya. COO Danantara menggaris bawahi, ” lima poin penting yang menekankan integritas, profesionalisme, dan efisiensi dalam bekerja. Pesan ini mencakup larangan berutang budi, larangan menerima tekanan dalam bekerja, larangan penggunaan protokol berlebihan, larangan keterlibatan keluarga dalam urusan kantor, dan larangan bermain golf di hari kerja.”
Pesan Dony untuk Semen Indonesia, “anak usaha diberikan keleluasaan untuk berakselerasi sesuai dengan aturan dan koridor yang berlaku, sementara induk usaha fokus pada pengendalian kinerja dan memberikan arahan serta masukan yang konstruktif.”
Dony menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan industri strategis seperti pabrik semen karena memiliki dampak berganda bagi perekonomian daerah dan nasional.
Makanya kemudian, plt Dirut Semen Padang Pri Gustari, mengajak semua karyawanya,” Seluruh insan PT Semen Padang Grup dari yang mengawal produksi di Indarung hingga yang mengelola distribusi di pelosok Sumatera, kita semua adalah energi utama perusahaan ini.
Di saat yang sama, mari kita perkuat komitmen terhadap keberlanjutan dengan terus menjaga keseimbangan antara produktivitas, kelestarian lingkungan, dan kontribusi bagi masyarakat. ” Pri bermaksud memperkokoh posisi di Sumatera.
Jejaknya memang sudah panjang, maka tak heran, Pabrik Indarung 1 berdiri 1910 dinyatakan sebagai cagar budaya nasional pada 2023. Tak hanya itu, juga berjaya dalam dokunmneb 1910 sampai 1970,” Arsip Pabrik Indarung I PT Semen Padang telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP).” Ini, diserahkan Unesco pada pada acara 10th MOWCAP General Meeting yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia, Rabu, (8/5/2024).
Demikian nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, telah lama berlalu. Sekarang yang lebih penting, bekerja untuk masa depan**
#Khairul Jasmi