Oleh: Yella Mis Julianti Mahasiswa KKN Universitas Andalas
(Program Studi Manajemen Universitas Andalas)
Di tengah geliat pertumbuhan ekonomi desa, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas 2025 di Nagari Nan Limo menggelar program edukasi pengelolaan keuangan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kegiatan ini berlangsung selama empat pekan dan berhasil menarik antusiasme masyarakat, khususnya para pemilik usaha rumahan yang ingin mengelola keuangan lebih tertib dan profesional.
“Saya memang belum pernah mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rinci, biasanya hanya saya ingat-ingat saja. Tapi setelah dijelaskan cara mengelola uang usaha, saya jadi sadar pentingnya mencatat setiap transaksi,” ujar Ibu Erlina, salah satu pelaku usaha makanan ringan. Menurutnya, edukasi ini menjawab kebingungan banyak pelaku usaha tentang bagaimana seharusnya mengelola uang dengan baik dan teratur. Selain memberikan pengetahuan, program ini juga membangun kesadaran kolektif bahwa manajemen keuangan adalah fondasi penting dalam keberlangsungan usaha kecil.
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian daerah, namun banyak di antara pelakunya belum memiliki pemahaman dasar mengenai pengelolaan keuangan. Tanpa pemisahan antara keuangan pribadi dan usaha, pelaku UMKM sering kali kesulitan menghitung keuntungan riil atau merencanakan pengembangan usaha. Melalui edukasi ini, tim KKN membahas mulai dari cara sederhana mencatat pemasukan dan pengeluaran harian, hingga pentingnya membuat anggaran dan mengevaluasi laporan keuangan secara berkala.

“Seringkali pelaku usaha mencampur uang pribadi dan bisnis, akibatnya mereka bingung menghitung untung dan rugi,” terang Yella, salah satu mahasiswa pelaksana program. “Kami memperkenalkan metode pencatatan sederhana menggunakan buku kas, agar lebih mudah diterapkan sehari-hari,” tambahnya. Dalam sesi pelatihan, peserta diajak untuk mencatat seluruh transaksi yang mereka lakukan dan menghitung sisa uang secara manual maupun menggunakan aplikasi kas digital yang mudah diakses melalui ponsel.
“Kami menyambut baik inisiatif ini karena sangat relevan dengan kondisi pelaku usaha di nagari kami. Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan setiap tahun,” ujar Wali Nagari Nan Limo, Bapak Tri Sakti. Ia juga menyampaikan bahwa edukasi seperti ini sangat membantu pemerintah nagari dalam meningkatkan kapasitas ekonomi warganya. Tak hanya meningkatkan kesejahteraan individu, kegiatan ini juga turut membangun ekosistem ekonomi desa yang sehat.
Edukasi dilaksanakan dalam bentuk diskusi interaktif dan praktik langsung. Peserta diajak membuat simulasi laporan keuangan sederhana berdasarkan usaha masing-masing. Dalam pelatihan ini juga disisipkan materi tentang pentingnya menyusun anggaran bulanan dan menghindari pengeluaran impulsif.
“Awalnya saya ragu ikut karena saya pikir ini rumit, tapi ternyata mudah dipahami. Sekarang saya tahu berapa modal yang saya keluarkan dan berapa keuntungan yang saya dapat,” ungkap Ibu Erlina, pemilik usaha sembako. Ia mengaku kini mulai mencatat setiap pengeluaran sekecil apa pun untuk bisa memahami aliran kas secara menyeluruh.

Pelatihan ini tidak hanya mengubah cara berpikir peserta terhadap uang, tetapi juga menumbuhkan semangat baru untuk mengembangkan usaha secara terarah. Beberapa peserta bahkan mulai merancang rencana pengembangan usaha berdasarkan pencatatan keuangan yang telah mereka pelajari. Dampaknya pun terasa langsung, dari mulai perencanaan stok barang, hingga penentuan harga jual yang lebih realistis dan kompetitif.
“Setelah tahu alur uang usaha, saya jadi tahu kapan harus menambah stok dan kapan harus menahan belanja,” tutur Roni, pemilik usaha gorengan dan sembako. “Ini pelatihan yang sederhana tapi sangat berdampak,” tambahnya. Dalam evaluasi akhir, sebagian besar peserta mengaku mulai konsisten mencatat keuangan usaha mereka, bahkan ada yang mulai mengajarkan anggota keluarganya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap pelaku UMKM di Nagari Nan Limo dapat lebih mandiri secara finansial dan mampu bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin kompleks. Pencatatan keuangan yang rapi menjadi langkah awal menuju usaha yang berkelanjutan dan siap naik kelas. Harapannya, para pelaku UMKM dapat menggunakan data keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dan pengajuan pembiayaan usaha ke lembaga keuangan formal.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap masyarakat, program edukasi keuangan ini menjadi salah satu contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam memberdayakan ekonomi desa. Kini, pelaku UMKM di Nagari Nan Limo tidak hanya menjalankan usaha, tetapi juga mulai mengelolanya dengan kesadaran dan perencanaan yang lebih matang.
Nagari NanLimo 02 Agustus 2025