Kabupaten Tanah Datar

Bimtek Peningkatan Kapasitas Bundo Kanduang, Perempuan Minang Didorong Mampu Beradaptasi di Era Digitalisasi

20
×

Bimtek Peningkatan Kapasitas Bundo Kanduang, Perempuan Minang Didorong Mampu Beradaptasi di Era Digitalisasi

Sebarkan artikel ini

sumbar.relasipublik.com // Tanah Datar

Peran perempuan Minangkabau, khususnya Bundo Kanduang, kembali ditegaskan sebagai garda terdepan dalam menjaga adat, budaya, dan keharmonisan sosial. Hal ini tercermin dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Bundo Kanduang yang digelar di Aie Angek Cottage, Kecamatan X Koto, Rabu (27/8).

Kegiatan yang diikuti oleh Bundo Kanduang dari delapan nagari di Kecamatan Batipuh ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat. Pendanaan kegiatan bersumber dari Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Fraksi Gerindra, H. Ronny Mulyadi, SE.

Dalam suasana penuh kekeluargaan, para peserta mendapatkan materi inspiratif dari narasumber Prof. Dr. Ir. Putih Reno Raudhah Thaib, Ketua Bundo Kanduang Internasional. Ia menekankan bahwa perempuan Minangkabau di era digitalisasi tidak boleh hanya bertumpu pada peran tradisional, tetapi juga harus mampu memanfaatkan teknologi untuk memperkuat peran sosial dan budaya.

“Tantangan perempuan di zaman sekarang jauh lebih kompleks. Digitalisasi membuat arus informasi begitu deras. Bundo Kanduang dituntut untuk mampu memilah, memanfaatkan, dan mengajarkan nilai-nilai adat agar tidak tergeser oleh budaya luar. Dengan kemampuan adaptasi digital, perempuan Minang bisa tetap menjaga marwah adat sekaligus relevan dengan perkembangan zaman,” ungkap Prof. Putih Reno.

Sementara itu, H. Ronny Mulyadi, SE menjelaskan bahwa kegiatan Bimtek ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi memiliki tujuan mendasar untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan perempuan di nagari.

“Bundo Kanduang adalah simbol kehormatan, pengayom, dan teladan dalam masyarakat. Melalui bimtek ini, kami ingin memberikan ruang pembelajaran agar Bundo Kanduang bisa semakin percaya diri dalam menghadapi perubahan zaman,” tutur Ronny.

Ia juga menambahkan bahwa penguatan kapasitas Bundo Kanduang penting untuk mendukung pembangunan sosial berbasis kearifan lokal.

“Bimtek ini diharapkan melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan yang tidak hanya paham adat dan budaya, tetapi juga cerdas dalam membaca peluang zaman. Perempuan Minang harus mampu mengintegrasikan nilai tradisi dengan inovasi,” ujarnya lagi.

Kegiatan berlangsung dinamis, diwarnai dengan diskusi interaktif, berbagi pengalaman antar Bundo Kanduang, hingga perumusan strategi bersama dalam menjawab tantangan sosial budaya di era modern.

Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat berharap Bundo Kanduang tidak hanya menjadi simbol adat semata, melainkan juga motor penggerak perubahan yang tetap berpijak pada filosofi “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” namun luwes dalam menghadapi dunia yang semakin digital(d13)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *