Oleh: Marianti Dwi Anggreyani Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Andalas
Demokrasi dan pemilu di Indonesia sangat berkombinasi antara rasa optimisme yang berhati-hati dan keprihatinan yang mendalam. Demokrasi, sejak awal dipandang sebagai sistem pemerintahan yang ideal karena memberikan kedaulatan penuh kepada rakyat untuk memilih pemimpin dan menentukan arah negara, ternyata dalam praktiknya menghadapi berbagai dinamika dan tantangan yang tidak sederhana. Kita perlu menyadari meskipun Indonesia telah berhasil melaksanakan pemilu secara berkala sejak era reformasi, kualitas demokrasi yang dihasilkan masih perlu mendapat perhatian serius agar cita-cita demokrasi yang sesungguhnya dapat terwujud secara optimal.
Salah satu persoalan utama dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat, terutama generasi muda yang masih cenderung bersikap apatis atau bahkan skeptis terhadap proses demokrasi itu sendiri. Kondisi ini menimbulkan kekhawatirkan, sejatinya generasi muda termasuk mahasiswa merupakan ujung tombak regenerasi politik yang akan menggerakkan roda demokrasi di masa depan. Namun, pada realitanya generasi muda masih banyak yang merasa kurang memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya partisipasi politik yang aktif dan kritis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya tingkat literasi politik sehingga mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak akurat, dan juga ketidaktertarikan terhadap isu-isu politik yang seringkali dipandang jauh dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, terdapat fenomena politik transaksional yang mencakup praktik politik uang dan dominasi oleh kelompok elit juga menjadi sumber kegelisahan sangat mendalam. Pemilu, pada dasarnya adalah mekanisme demokratis untuk memilih pemimpin yang dapat mengemban amanah dan mewujudkan kesejahteraan rakyat, seringkali berubah menjadi arena persaingan bisnis politik dimana penuh dengan kepentingan pragmatis. Kekuasaan tidak lagi dibangun berdasarkan pertimbangan kualitas kepemimpinan, tetapi lebih didasarkan pada kemampuan mengarahkan modal dan simpati semu yang dibangun melalui berbagai cara. Situasi ini dapat memperlemah kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokrasi dan menimbulkan rasa sinis yang meluas di kalangan generasi muda maupun masyarakat.
Meskipun demikian, banyak pintu harapan yang terbuka lebar untuk masa depan demokrasi dan pemilu di Indonesia. Salah satu aspek positif yang paling menjanjikan adalah perkembangan pesat teknologi digital dan media sosial yang dinamis, membuka ruang partisipasi politik dengan lebih luas dan lebih inklusif, terutama bagi generasi muda terkhusus bagi mahasiwa. Era digital memberikan berbagai peluang untuk menyebarkan informasi politik dengan cepat, merorganisasi Gerakan sosial, dan membangun kesadaran politik yang lebih kritis, berbasis dari fakta dan data valid. Hal tersebut dapat menjadi modal dasar untuk melawan kultur politik yang penuh dengan disinformasi dan manipulasi, Selain itu, upaya penguatan pendidikan politik, baik di kampus maupun masyarakat luas adalah aspek fundamental untuk mendorong tumbuhnya budaya politik yang sehat dan bermartabat. Pendidikan politik yang baik akan menumbuhkan kesadaran kritis dan sikap aktif dalam mengambil bagian sebagai waga negara yang bertanggungg jawab. Diskusi akademik yang intensif, diskusi yang mendalam, serta kampanye literasi politik oleh mahasiswa dan civitas akademika dapat menjadi sarana penting menuju penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, dan demokratis.
Demokrasi dan pemilu di Indonesia hanya bisa diperkuat dan berkembang jika dilakukan reformasi menyeluruh, terutama mengenai integritas proses politik dan pemberdayaan partisipasi Masyarakat. Dalam konteks ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan pelopor kritis yang sangat krusial untuk menggalang gerakan reformasi politik yang memperjuangkan transparansi, akuntabilitas, dan demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi tidak lagi dipahami semata hanya sebagai ritual pergantian pemimpin secara berkala, tetapi dilihat sebagai sebuah proses hidup yang mengedepankan keadilan, kesetaraan, dan penghormatan hak-hak warga negara.
Dengan segala keprihatinan sekaligus harapan tersebut, menegaskan keyakinan bahwa demokrasi dan pemilu di Indonesia dapat terus diperbaiki dan diperjuangkan menjadi ruang politik yang sesungguhnya. Sebuah ruang dimana aspirasi masyarakat didengar dengan sungguh-sngguh, hak warga negara dijunjung tinggi, dan prinsip keadilan dapat ditegakkan. Melalui partisipasi aktif dan kritis dari mahasiswa serta seluruh elemen masyarakat, demokrasi tidak hanya akan bertahan, tetapi mampu memberikan manfaat yang nyata bagi keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia.