Oleh: Fakhri Putra Riza
Di tengah pesatnya perkembangan berbagai sektor industri dan kehidupan modern, nanoteknologi menjadi salah satu bidang yang semakin mendapat perhatian luas. Meski terdengar ilmiah dan kompleks, penerapan nanoteknologi sebenarnya sudah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari—mulai dari perangkat elektronik hingga produk kosmetik dan perawatan kulit.
Secara sederhana, nanoteknologi adalah cabang ilmu dan rekayasa material yang berfokus pada manipulasi dan pengendalian materi pada skala nanometer (1–100 nm), yaitu satu per miliar meter.
Pada skala ini, suatu bahan dapat menunjukkan sifat fisik, kimia, dan biologis yang berbeda dibandingkan bentuk makroskopisnya. Misalnya, bahan yang biasanya keras bisa menjadi lebih ringan, atau zat yang semula kurang reaktif dapat menjadi sangat reaktif ketika berbentuk nanopartikel.
Perkembangan nanoteknologi membawa dampak besar di berbagai bidang, termasuk kefarmasian. Dalam dunia farmasi, teknologi nano dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas obat, memperbaiki stabilitas formulasi, dan mengoptimalkan penyerapan zat aktif oleh tubuh. Salah satu penerapan nanoteknologi yang kini menarik perhatian adalah penggunaan sediaan nanoemulsi dalam patch transdermal.
Apa Itu Nanoemulsi
Nanoemulsi merupakan salah satu bentuk penerapan teknologi nano dalam pengembangan obat. Secara sederhana, nanoemulsi adalah campuran minyak dan air yang distabilkan dengan bahan pengemulsi agar dapat bercampur sempurna. Campuran ini memiliki ukuran partikel sangat kecil, sekitar 20–200 nanometer, sehingga tampak jernih, stabil, dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Karena ukurannya yang sangat kecil, nanoemulsi mampu membantu zat aktif obat menembus kulit atau jaringan tubuh dengan lebih efisien. Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan meningkatkan penyerapan obat, terutama untuk obat yang sulit larut dalam air. Selain itu, nanoemulsi juga melindungi obat agar tidak mudah terdegradasi dan membantu mempertahankan efek terapeutik lebih lama.
Dalam bidang farmasi, nanoemulsi dapat digunakan melalui berbagai rute pemberian obat—baik oral, injeksi, maupun transdermal. Salah satu bentuk yang paling banyak dikembangkan adalah nanoemulsi dalam patch transdermal, yaitu sistem penghantaran obat melalui kulit.
Apa Itu Patch Transdermal
Patch transdermal adalah plester obat yang dirancang untuk mengantarkan zat aktif melalui kulit menuju aliran darah. Dengan demikian, pasien tidak perlu menelan atau menyuntikkan obat, karena penyerapan berlangsung perlahan dan stabil melalui lapisan kulit.
Patch berbentuk lembaran tipis menyerupai plester luka, namun mengandung obat yang dilepaskan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu. Keunggulan utama sistem ini adalah praktis, nyaman, dan efektif. Pasien tidak perlu sering mengonsumsi obat karena patch mampu memberikan efek terapi selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Selain itu, metode ini juga mengurangi efek samping pada lambung dan hati, karena obat tidak melewati saluran pencernaan. Patch transdermal sangat cocok bagi pasien yang kesulitan menelan obat atau membutuhkan terapi jangka panjang.
Ketika teknologi nanoemulsi dikombinasikan dengan patch transdermal, hasilnya menjadi lebih optimal. Nanoemulsi membantu meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit, sedangkan patch berfungsi sebagai media pelepasan yang teratur. Kombinasi ini menjadikan terapi lebih cepat, stabil, dan nyaman bagi pasien—sehingga dianggap sebagai inovasi penting dalam dunia farmasi modern.
Contoh Penerapan Nanoemulsi dalam Patch
1. Patch Nanoemulsi Kurkumin
Penelitian ini memformulasikan patch transdermal berbasis nanoemulsi kurkumin menggunakan polimer HEC dan HPMC. Hasil uji in vitro menunjukkan peningkatan penetrasi obat hingga jam ke-15 dan ke-24, dengan formulasi HEC 2,5% memberikan penetrasi kumulatif tertinggi (~15,83%).
2. Acne Patch Nanoemulsi dari Ekstrak Tangkai Betadine (Jatropha multifida Linn)
Penelitian skripsi di Indonesia mengembangkan patch jerawat berbasis nanoemulsi dari ekstrak tanaman Betadine dengan berbagai minyak (jojoba oil, sunflower oil, virgin coconut oil). Patch menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Cutibacterium acnes, di mana konsentrasi nanoemulsi 1% menghasilkan zona hambat terbesar.
3. Patch Transdermal Nanoemulsi Pravastatin
Pravastatin, obat penurun lipid dengan bioavailabilitas rendah karena efek first-pass metabolism, diformulasikan menjadi nanoemulsi lalu dimasukkan ke dalam patch. Hasil uji menunjukkan peningkatan permeasi kulit dan efektivitas farmakologis yang lebih baik dibandingkan patch tanpa nanoemulsi.
4. Patch Nanoemulsi Diklofenak Diethylamine
Dalam penelitian lain, nanoemulsidigunakan sebagai vehicle bagi diklofenak diethylamine (obat antiinflamasi). Patch transdermal dibuat dengan metode evaporasi pelarut dan diuji permeasi serta pelepasan obat in vitro. Hasilnya, patch nanoemulsi menunjukkan peningkatan permeasi kulit dan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan patch konvensional.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi nano telah membawa manfaat besar di bidang farmasi. Salah satu bentuk penerapannya yang inovatif adalah penggunaan nanoemulsi dalam patch transdermal. Melalui teknologi ini, obat dapat diserap tubuh dengan lebih baik karena partikel nanoemulsi mampu menembus kulit dengan mudah.
Patch transdermal memungkinkan pelepasan obat secara perlahan dan teratur, sehingga efek terapeutik lebih stabil dan tahan lama. Kombinasi keduanya menjadikan pengobatan lebih efektif, efisien, dan nyaman bagi pasien.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, teknologi nanoemulsi dalam patch transdermal berpotensi besar menjadi inovasi masa depan dunia farmasi, membantu meningkatkan kualitas pengobatan sekaligus kenyamanan pasien di berbagai kalangan.