Opini

Vaksin untuk Hewan, Tanggung Jawab Sosial Kita Semua

22
×

Vaksin untuk Hewan, Tanggung Jawab Sosial Kita Semua

Sebarkan artikel ini

Oleh: Shafa Nur Athifah

Ketika dunia membicarakan pandemi, vaksin, dan kesehatan manusia, ada satu isu penting yang sering terlupakan: kesehatan hewan. Padahal, manusia dan hewan hidup berdampingan dalam ruang yang sama, berbagi udara, lingkungan, dan bahkan penyakit. Namun dalam praktik sehari-hari, perhatian terhadap kesehatan hewan masih jauh berada di belakang. Salah satu indikator paling jelas dari kesenjangan ini adalah rendahnya tingkat vaksinasi hewan di Indonesia. Banyak masyarakat masih menganggap bahwa vaksinasi hanya penting bagi manusia, sementara hewan dianggap cukup sehat selama tidak tampak sakit. Cara pandang ini bukan hanya keliru, tetapi juga berbahaya, karena kesehatan hewan erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Penyakit zoonosis, penyakit yang menular dari hewan ke manusia merupakan salah satu ancaman terbesar yang dapat muncul dari kurangnya perhatian terhadap vaksinasi hewan. Rabies, leptospirosis, hingga flu burung merupakan contoh konkrit bagaimana penyakit yang awalnya bersumber dari hewan dapat berdampak sangat besar pada manusia. Kasus rabies di beberapa daerah Indonesia misalnya, kembali mencuat dalam beberapa tahun terakhir akibat rendahnya tingkat vaksinasi pada hewan, terutama anjing dan kucing. Padahal, rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan memiliki tingkat mortalitas hampir 100% jika sudah menunjukkan gejala pada manusia. Fakta ini menunjukkan bahwa vaksinasi hewan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak demi menjaga keselamatan bersama.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul gerakan sosial baru yang mencoba menjawab persoalan ini. Berawal dari komunitas pecinta hewan, organisasi kecil, mahasiswa, hingga dokter hewan muda, gerakan vaksinasi hewan mulai diperkenalkan sebagai kampanye edukatif dan aksi kolektif. Media sosial menjadi ruang penting bagi penyebaran informasi mengenai pentingnya vaksinasi, bahaya zoonosis, hingga lokasi vaksinasi gratis atau murah untuk hewan. Gerakan ini tidak selalu besar dan terstruktur, tetapi tumbuh secara organik sebagai respons terhadap lemahnya literasi masyarakat mengenai kesehatan hewan. Di sinilah kita melihat bahwa perubahan sosial tidak selalu dimulai oleh negara, tetapi justru oleh masyarakat biasa yang peduli.
Yang menarik, gerakan ini memiliki ciri khas yang dekat dengan new social movement, di mana isu yang diperjuangkan tidak hanya bersifat ekonomi atau politik, tetapi berkaitan dengan nilai moral, empati, dan kepedulian terhadap makhluk hidup lain. Masyarakat khususnya anak muda tidak lagi melihat hewan hanya sebagai peliharaan, tetapi sebagai bagian dari ekosistem kehidupan yang perlu diperhatikan kesehatannya. Kesadaran ini tumbuh dari empati, tetapi berkembang menjadi aksi kolektif yang membawa dampak bagi masyarakat luas. Ketika kampanye tentang pentingnya vaksin rabies atau vaksin distemper untuk anjing mulai viral di media sosial, itu bukan sekadar tren, melainkan bentuk nyata bahwa kepedulian publik mulai berubah.
Namun, tantangannya tetap besar.

Banyak masyarakat masih menganggap vaksinasi hewan mahal, rumit, atau tidak penting. Sebagian lagi memandang bahwa vaksin hanya perlu diberikan jika hewan sering keluar rumah. Padahal, vaksinasi pada hewan bukan hanya melindungi hewan itu sendiri, tetapi juga melindungi lingkungan dan manusia di sekitarnya. Vaksinasi adalah bentuk pencegahan paling efektif, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Biaya vaksin jauh lebih murah dibandingkan biaya mengobati hewan yang sakit atau kerugian yang ditimbulkan oleh penyebaran penyakit.

Sebagai mahasiswa, kita berada pada posisi strategis untuk terlibat dalam gerakan sosial ini. Kampus bukan hanya tempat belajar teori, tetapi ruang untuk berkontribusi pada masyarakat melalui edukasi dan aksi nyata. Mahasiswa dapat bekerja sama dengan komunitas pecinta hewan, dokter hewan, maupun lembaga pemerintah setempat untuk mengadakan penyuluhan, membuat konten edukatif, hingga membantu kegiatan vaksinasi massal. Langkah kecil seperti menyebarkan informasi benar di media sosial pun dapat berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat mengenai vaksinasi hewan.

Lebih dari sekadar kampanye, gerakan vaksinasi hewan adalah bentuk nyata penerapan konsep One Health, yaitu pemahaman bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling keterhubungan. Jika kesehatan hewan diabaikan, maka manusia pun akan ikut merasakan dampaknya. Sebaliknya, ketika kita melindungi hewan melalui vaksinasi, kita tidak hanya mencegah penyakit, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *