BeritaNasional

StandWithTeachers: Mengapresiasi Peran, Menguatkan Mimpi Guru Indonesia

16
×

StandWithTeachers: Mengapresiasi Peran, Menguatkan Mimpi Guru Indonesia

Sebarkan artikel ini

Jakarta,relasipublik 25 November 2025 – Dalam momentum Hari Guru Nasional, Putera Sampoerna Foundation (PSF) ingin mendorong masyarakat melihat guru bukan hanya sebagai sosok yang mengajar, tetapi sebagai manusia yang juga berhak bermimpi, berkembang, dan memiliki masa depan yang sejahtera. Melalui kampanye #StandWithTeachers, PSF mengajak publik untuk mengubah rasa terima kasih menjadi aksi nyata yang memberi ruang bagi guru untuk tumbuh, berdaya, dan memiliki kesempatan mengejar potensi terbaiknya, baik di dalam maupun di luar kelas.

Guru: Fondasi Masa Depan yang Masih Menunggu untuk Diprioritaskan
Setiap profesi besar selalu bermula dari sebuah ruang kelas. Dari balik papan tulis, buku lusuh, dan suara yang tidak pernah lelah, para guru “menciptakan” dokter, insinyur, perawat, jurnalis, hingga pemimpin bangsa. Mereka adalah arsitek semua profesi yang menjadi fondasi dari masa depan sebuah negara. Namun ironisnya, justru merekalah yang paling sering berdiri di pinggir panggung publik.

Di balik peran mulianya, banyak guru Indonesia masih bergulat dengan realitas yang jauh dari kata ideal. Survei IDEAS (Institute for Demographic and Poverty Studies) menunjukkan bahwa 42,4% penghasilan guru di Indonesia di bawah 2 juta, 74% guru honorer berpenghasilan di bawah UMK, dan lebih dari 20% hanya menerima kurang dari Rp 500.000 per bulan. Sementara itu, lebih dari 60% guru belum pernah mendapat pelatihan berkelanjutan yang mereka butuhkan untuk mengikuti perkembangan dunia pendidikan modern.

Kita sudah terbiasa mengatakan, “Terima kasih, Guru.”
Namun jarang sekali kita bertanya: “Bagaimana kabar kesejahteraan mereka hari ini?”
Atau bahkan pertanyaan yang lebih sederhana, tetapi sering terlupakan:
“Siapa yang mendukung mimpi mereka? Bukan mimpi murid, bukan ekspektasi orang tua, tetapi mimpi pribadi mereka sebagai manusia yang juga punya tujuan hidup.”

Ketika Guru Menjadi Inspirasi, Tetapi Jarang Mendapat Inspirasi dan Aspirasi
Kampanye #StandWithTeachers yang digagas Putera Sampoerna Foundation (PSF) berangkat dari kesenjangan besar ini: kesenjangan antara harapan masyarakat dan kondisi nyata para guru. Harapan bahwa guru selalu kuat, selalu ikhlas, selalu mengabdi. Namun realitanya, banyak dari mereka harus mengajar sambil mengejar penghasilan tambahan, membangun kelas dengan dana pribadi, atau berusaha mencari pelatihan yang tidak pernah sampai ke kota mereka.

Menurut Senior Director, Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy, kampanye ini ingin mengingatkan publik bahwa sebagai manusia guru juga memiliki kebutuhan, aspirasi, serta mimpi pribadi.

“Guru adalah arsitek semua profesi, tetapi realitas kesejahteraan dan akses pengembangan mereka masih jauh dari ideal. Melalui kampanye #StandWithTeachers, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya berterima kasih, tetapi juga berdiri bersama para guru, memberikan dukungan nyata agar mereka dapat tumbuh, berkarya, dan mengejar mimpi pribadinya di dalam maupun di luar kelas.”

Melalui video kampanye “Letters They Never Hear”, PSF menyoroti satu kenyataan sederhana bahwa banyak guru menjalankan tugasnya tanpa langsung mengetahui besar dampak yang mereka tinggalkan. Mereka mendampingi murid bertumbuh dan mereka melakukannya setiap hari dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sering kali mereka lupa bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah upaya yang hasilnya baru tampak di masa depan .Kata-kata terima kasih dari murid yang telah meraih pencapaian di usia dewasa akan menjadi pengingat bahwa setiap pelajaran, teguran, doa, dan keyakinan yang guru berikan tidak pernah sia-sia. Inilah saatnya kita menyampaikan rasa terima kasih yang selama ini belum terucap.

Guru yang Bermimpi, Guru yang Berdaya

Adalah Risky Darma Ramadan, Guru SDN 2 Koya Barat, Jayapura yang telah aktif terlibat dalam program Putera Sampoerna Foundation selama tiga tahun terakhir. Di tengah keterbatasan fasilitas, akses pelatihan, dan tantangan ekonomi sebagai guru, Risky tetap memilih bertahan. Baginya, mendidik bukan sekadar profesi, melainkan cara untuk membuka pintu masa depan yang lebih luas bagi anak-anak di daerahnya.
Perjalanannya menarik perhatian Putera Sampoerna Foundation ketika ia mengikuti program Guru Binar pada tahun 2022. Saat itu, Risky datang dengan satu keresahan: ia ingin terus mengajar, tetapi juga ingin memperbaiki kesejahteraannya tanpa meninggalkan dunia pendidikan. Melalui pelatihan tentang pembelajaran aktif, media pembelajaran sebagai media interaktif, hingga literasi digital, Risky mulai menemukan ruang baru untuk bermimpi. Ia juga dilatih untuk menjadi narasumber nasional hingga menjadi bagian dari Guru Binar Ambassador.
Dengan dukungan program dan keberanian untuk memulai, ia kemudian aktif dalam menyusun kelas pelatihan yang dikemas menjadi rangkaian webinar menarik dengan peminat yang banyak. Ilmu yang Ia berikan pembelajarannya kini digunakan oleh puluhan guru di seluruh Indonesia. Dari usaha ini, pendapatannya perlahan tumbuh dan hari ini ia dapat membantu keluarganya sembari tetap menjalankan panggilan hati sebagai pendidik.
“Dulu saya pikir peran saya sebagai guru cuma di kelas. Tapi setelah ikut pelatihan PSF, saya sadar bahwa keterampilan mengajar bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih besar. Sekarang saya bisa tetap mengajar sambil membangun usaha yang membantu orang lain dan meningkatkan kualitas hidup saya dan keluarga,” ungkap Risky.

Kesetiaan Risky untuk tetap berkontribusi di daerah tempat ia lahir membuahkan dampak nyata: murid-muridnya kini lebih percaya diri menghadapi ujian nasional, beberapa alumni sekolahnya sudah melanjutkan pendidikan tinggi, dan guru-guru di sekolahnya mulai termotivasi untuk terus belajar dan berkarya.

Kisah Risky kemudian menjadi pengingat bahwa ketika guru diberikan ruang, akses, dan dukungan yang tepat, mereka bukan hanya mengajar, tetapi dapat mengubah masa depan.

Mengubah Terima Kasih Menjadi Aksi
Kampanye #StandWithTeachers bukan sekadar peringatan Hari Guru, tetapi sebuah gerakan sosial yang mengajak masyarakat mengubah apresiasi menjadi tindakan nyata. Melalui kompetisi media sosial, publik diajak membagikan kisah tentang guru yang menginspirasi mereka. Lewat partisipasi KOL dan publik figur, cerita-cerita itu diangkat ke permukaan, memperlihatkan bahwa setiap orang punya kisah personal dengan guru.

“Tahun ini kami ingin menyoroti bahwa guru bukan hanya pendidik, tetapi individu yang memiliki aspirasi, kreativitas, dan potensi ekonomi yang besar. Melalui rangkaian kegiatan dari kampanye #StandwithTeachers ini, PSF berkomitmen membuka ruang bagi guru untuk berdaya dan mandiri. Ketika guru didukung untuk berkembang, maka kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda pun ikut menguat,” tutur Elan.

Bagi PSF, ini bukan kampanye sesaat. Ini adalah ajakan jangka panjang untuk mengubah sikap bangsa terhadap guru, bahwa mereka adalah investasi besar sebuah bangsa. Guru telah memperjuangkan masa depan generasi bangsa, dan kini giliran kita berdiri bersama mereka. Membantu mereka mendapatkan pelatihan yang layak, memberi akses pada peluang ekonomi, mendukung mimpi pribadi mereka, dan memastikan suara mereka didengar.

Karena jika guru adalah arsitek semua profesi, maka kesejahteraan mereka adalah pondasi masa depan Indonesia. Dan pondasi itu harus kita kuatkan bersama. #StandWithTeachers bukan hanya slogan. Ia adalah komitmen untuk mengembalikan kehormatan kepada profesi yang telah membentuk kita semua.

***
Tentang Putera Sampoerna Foundation
Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah sebuah institusi bisnis sosial pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memajukan Indonesia melalui pendidikan yang berkualitas. Dengan rekam jejak selama 20 tahun, Institusi ini didirikan untuk menjalankan berbagai misi sosial, dan pada tahun 2015 berfokus pada sektor pendidikan sebagai pilar utama organisasi – karena PSF percaya bahwa pendidikan yang berkualitas menjadi kunci penting untuk pengembangan bangsa di masa depan.
Dedikasi PSF diwujudkan dengan serangkaian program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dimana PSF membentuk Sampoerna School System, sebuah sistem edukasi berbasis kurikulum internasional yang terintegrasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan jenjang sekolah tingkat tinggi. Di bawah naungan School Development Outreach (SDO), PSF menjalankan berbagai program, antara lain dengan memberikan lebih dari 43.000 penerima beasiswa yang merupakan siswa-siswi berprestasi di Indonesia, serta menjangkau lebih dari 33.661 Guru dan Kepala Sekolah dan 416.109 siswa, 109.560 orang tua serta 152 sekolah di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *