Padang,relasipublik – Hujan turun lagi di hulu Batang Kuranji Padang, sekarang, Jumat (12/12). Ketakutan lebih panjang dari sungai itu. Inilah batang air yang hulu dan muaranya bisa dilihat dari satu titik.
Batang Kuranji berhulu di Gunung Nago, terus ke Batu Busuk, Kuranji dan sekejap saja tiba di laut.
Batang air di Batu Busuk sekarang makin lebar, mungkin 50 meter. Pada akhir November lalu, air bahnya bagai gergasi lewat, meremukkan apa yang menghalanginya.
“Hujan di hulu,” kata Komisaris Semen Padang, Azre. Ia sedang memantau keadaan di sana, mungkin akan dilaporkan ke perseroan.
Batang Kuranji yang pendek itu adalah halaman belakang warga sekitar. Kini, berubah jadi kabar pertakut. Membuat warga gentar, seperti anak kecil yang berpisah dengan ibunya di tengah pasar nan ramai.
Langit memang terlihat berat. Hujan turun berderai, membasahi apa yang sebelumnya masih kuyup. Batu-bati dan kayu bergelimpangan, bagai pasak- pasak nan tercampak ditinggal galodo yang melaju ke laut lepas. Sungai ini: pendek, terjal, berbatu besar dan berair deras, tipikal sungai Pantai Barat, Sumatera.
Di Padang ada 21 sungai yang mengiris-iris kota itu, enam di antaranya sungai besar yaitu Arau, Kuranji, Tarung, Kandis, Lagan. Semua sungai itu adalah kisah panjang penduduknya. Padang, desa besar berubah jadi kota itu, sering lupa pada sungainya.
Dan bencana pun tiba, setelah hujan berhari-hari. Lalu, hadirlah kisah sedih seperti juga di 51 kota dan kabupaten lainnya di Aceh, Sumut dan Sumbar***












