Jakarta,relasipublik — Pemerintah menegaskan bahwa penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera telah dilakukan secara cepat dan menyeluruh sejak hari pertama kejadian.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa sejak hujan ekstrem terjadi pada 24 hingga 26 November, seluruh unsur negara langsung bergerak tanpa menunggu sorotan publik.
Teddy menjelaskan, pada puncak bencana 25 dan 26 November, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menuju Sumatera Utara meski sebelumnya berada di Lumajang untuk menangani erupsi Gunung Semeru. Pada saat yang sama, aparat TNI, Polri, Basarnas, BPBD, serta relawan setempat telah bekerja di lapangan sejak detik pertama.
“Petugas di lapangan langsung bekerja tanpa kamera, tanpa publikasi. Fokus utama saat itu hanya satu, menyelamatkan warga,” ujar Teddy.
Ia menambahkan, Presiden Republik Indonesia pada hari yang sama langsung melakukan komunikasi dengan para kepala daerah terdampak, mulai dari Gubernur Sumatera Utara hingga para bupati di wilayah terdampak. Presiden juga segera menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk mengoordinasikan mobilisasi nasional seluruh kekuatan yang dimiliki negara.
Pada 27 November, seluruh helikopter yang tersedia di Pulau Sumatera serta armada udara dari Pulau Jawa digerakkan menuju wilayah terdampak. Meski membutuhkan waktu terbang hingga 15 jam, sejumlah helikopter berhasil tiba di Banda Aceh pada hari yang sama untuk mengangkut logistik, genset listrik, serta membantu evakuasi warga di daerah terisolasi.
“Pengangkutan logistik, genset PLN, dan evakuasi dilakukan di tengah hujan dan medan berat. Tidak ada kamera di sana,” kata Teddy.
Memasuki hari kedua bencana, sekitar 20 ribu personel gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan masyarakat setempat telah bergerak serentak melakukan evakuasi dan penanganan darurat. Pada 28 November, sebanyak empat pesawat dan 15 helikopter telah aktif beroperasi di wilayah terdampak, dan pada saat itulah pemerintah mulai membuka akses bagi rekan-rekan media.
Hingga kini, lebih dari 80 unit pesawat dan helikopter gabungan TNI, Polri, Basarnas, swasta, serta dukungan Susi Air terus beroperasi setiap hari. Presiden pun turun langsung meninjau lokasi bencana di tiga provinsi, didampingi Wakil Presiden dan para menteri terkait. Kunjungan dilakukan berulang kali ke berbagai kabupaten untuk memastikan penanganan berjalan.
Teddy juga menanggapi polemik mengenai status bencana nasional. Menurutnya, sejak 26 November pemerintah pusat telah melakukan penanganan berskala nasional tanpa menunggu penetapan status formal.
“Yang terpenting adalah substansi. Sejak hari pertama sudah ada mobilisasi nasional. Lebih dari 50 ribu personel TNI, Polri, Basarnas, dan relawan dikerahkan,” tegasnya.
Ia memastikan seluruh pembiayaan penanganan dan pemulihan bersumber dari anggaran pusat. Pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp60 triliun secara bertahap untuk pembangunan rumah sementara, hunian tetap, serta pemulihan fasilitas umum. Seluruh kepala daerah terdampak juga menerima dukungan dana tunai sejak awal.
Selain itu, lebih dari 100 armada laut dan udara serta sekitar seribu alat berat dari Kementerian PUPR didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia. Meski puluhan jembatan dan jalan lintas kabupaten sempat terputus, pemulihan dilakukan secara bertahap hingga akses jalan dan listrik kembali tersambung.
“Petugas PLN mengangkut peralatan di tengah hujan, di atas gunung, tanpa sorotan kamera. Warga setempat ikut bekerja bahu-membahu,” tutur Teddy.
Ia mengakui bahwa penanganan belum sepenuhnya sempurna dan masih ada wilayah yang membutuhkan perhatian lebih. Namun, Teddy mengajak seluruh pihak untuk saling mendukung dan menyampaikan kebutuhan langsung kepada petugas di lapangan agar segera ditindaklanjuti.
Teddy menegaskan bahwa ribuan orang telah berjuang tanpa lelah mulai dari aparat, tenaga medis, pilot, kru pesawat, sopir logistik, relawan, hingga warga setempat demi mempercepat pemulihan.
“Gunakan pengaruh dan suara dengan bijak. Jangan menggiring opini seolah pemerintah dan petugas tidak bekerja. Yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama, kekompakan, dan energi positif,” pungkasnya.
Terakhir Tedy mengatakan, apapun yang dibutuhkan untuk korban bencana Sumatera, didanai pemerintah pusat. Apapun itu. Jakarta sudah hadir sejak jam pertama dengan memboyong kekuatan nasional tanpa henti.
Pemerintah ternyata telah menurunkan kekuatan nasional tanpa henti sejak jam pertama bencana Sumatera. Kekuatan udara, gerak dari laut dan pasokan dari berbagai sisi di darat. Kekuatan relawan, BUMN dan badan-badan kebencanaan.
“Istana meminta rakyat Indonesia untuk bahu-membahu lagi bersama-sama pemerintah membantu Sumatera,” tutupnya.
Selengkapnya klik link ini https://www.instagram.com/reel/DSe0IFBDxSP/?igsh=cjByd2gyZnUzdW41












