Berita UtamaNasional

Anak-anak Tamiang Menyapa di Tepi Jalan

19
×

Anak-anak Tamiang Menyapa di Tepi Jalan

Sebarkan artikel ini

Fana Kelas Enam Pak, Adik Baru Kelas Empat

Oleh : Khairul Jasmi

Tamiang relasipublik – “Namaku Kaisaha Adelia,” jawab gadis kecil itu.
“Mana rumahmu?”
Ia memalingkan wajah ke belakang, tampaklah rumah kecil, rendah dari jalan, penuh lumpur.

Kisah gadis di hari Senin (29/12), di Aceh Tamiang, tidaklah tunggal. Ada lagi Siti, seorang ibu membawa anak-anaknya ke tepi jalan. Ada Fana kelas VI dan Juni adiknya kelas IV.
“Adik kelas empat, Pak.”

Mereka semua sedang trauma healing dengan cara menyapa pengemudi dan penumpang kendaraan yang lewat. Banyak yang berhenti dan bersedekah.

Mereka kehilangan waktu sekolah dan mengaji. Bermain juga belum bisa. Bantu orangtua di rumah apalagi. Tak bisa pula. Mereka berdiri tepi jalan melihat kendaraan dari luar yang masuk sedemikian banyaknya.

Seorang nenek sendirian di ujung pasar Kuala Simpang. Hati-hati melangkah. Kamaria, namanya. Kata dia, lumpur masuk ke kamarnya dan semua ruangan.
“Ke rumah masuk lumpur setinggi pinggang,” kata nenek.

Peluang bisnis
————————-

“Bot satu, 42,” saya menawarkan sepatu bot di Kuala Simpang.
“Rp 120 ribu,Pak,” kata di penjual, anak muda, Ferdi.
Dagangannya laris manis, ia menemukan mata dagang yang pas saat seperti ini. Memang laris, beberapa kali saya lewat di sana, senantiasa dikerumuni orang.

Siti juga, seorang ibu muda yang buka warung pangsit sebelum Sungai Liput.
“Tujuh meter air Pak,” kata dia ketika ditanya soal banjir. Lumpur? Setinggi dada. Warung Siti dibersihkan oleh enam pria keluarganya selama tujuh hari. Lalu ia berdagang makanan, untuk biaya rumah tangga. Ramai yang mampir.

Ferdi dan Siti, dua warga dari banyak warga setempat yang memilih menahan ragam kehidupan sambil terus berjualan.

Jualan penting, kata Siti, karena banyak tamu yang perlu ngisi perut, juga ngopi. Dan, saya bersama Adrian Tuswandi, berhenti di sana, untuk secangkir kopi.
Panas terik di Tamiang sekarang, kemarin hujan. Cuaca memang bukan urusan kita. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *