PADANG,RELASIPUBLIK– Anggota Legislatif asal Sumatera Barat Nevi Zuairina bisa memahami kegundahan dan perasaan emosional dari sejumlah tokoh Sumbar atas pernyataan Menteri Agama yang menganalogikan kumandang adzan dengan suara gonggongan anjing.
Sepanjang interaksi dan pengetahuan Nevi, adzan yang diperdengarkan lewat speaker bukan semata sebagai penanda waktu shalat namun syiar yang menegaskan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sumbar. Harmoni dan budaya komunal yang positif seusai spirit Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
“Menjadi bahan instropeksi dan evaluasi agar pejabat publik lebih mawas diri dalam membuat pernyataan publik, terlebih pesan tersebut awalnya dimaksudkan untuk memberikan klarifikasi atas sebuah kebijakan yang kontroversial. Alih-alih menenangkan yang terjadi justru semakin memperkeruh suasana,” ungkap Anggota Komisi VI DPR RI ini.
Nevi menambahkan, pejabat publik harus mendorong proses komunikasi yang positif agar menghadirkan suasana yang kondusif.
“Menakar, mengukur dan mengakar dalam setiap pesan yang ingin disampaikan. Agar pada akhirnya sebuah kebijakan tidak kontraproduktif dalam proses implementasinya,” jelas Nevi.
Dalam merespon situasi yang ada, Nevi tetap meminta semua pihak untuk dapat dengan tenang dan menempuh jalur konstitusi yang ada.
“Insya Allah sepanjang prosesnya baik, masukan serta saran disampaikan dengan bijak, maka akan ada hasil yang lebih solutif,” tutup Nevi.(A-416)