JAKARTA,RELASIPUBLIK — Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dilakukan oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GPPMI), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIKMI), Perusahaan Kosmetik (PERKOSMI) dan Perhimpunan Perusahaan Asosiasi Kosmetika Indonesia dihadiri oleh anggota komisi VI DPR RI Hj. Nevi Zuarina.
Nevi mengatakan, para asosiasi industri ini dalam menyampaikan aspirasinya, mesti ketemu banyak pihak. Kondisi ini sangat diperlukan oleh karena, selain berhubungan dengan kebutuhan dukungan kelancaran pada persoalan rantai pasok, beberapa kebijakan setelah pandemi covid-19, banyak pihak yang memiliki kebijakan perlu diharmonisasi.
“Terkait dengan rantai pasok ketersediaan bahan baku, beberapa industri masih membutuhkan bahan baku yang masih diimpor. Saya mendorong agar bahan baku yang diimpor, dimasa yang akan datang, mayoritas mesti dapat dipenuhi di dalam negeri atau bisa di produksi di dalam negeri. Pada persoalan tata niaga, komisi VI dapat berkoordinasi dengan kementerian perdagangan agar ada solusi terkait rantai pasok. Sedangkan persoalan pembinaan dan produksinya, dimana biaya produksi dalam negeri sangat mahal dan belum memenuhi standar mesti kementerian perindustrian yang dapat menemukan jawaban persoalan ini”, tutur Nevi.
Selain pada persoalan pemenuhan bahan baku dari dalam negeri, Legislator asal Sumatera Barat II ini meminta pada asosiasi industri Mamin dan obat-obatan, agar dapat menyesuaikan perilaku konsumen negara kita yang mayoritas muslim atau sekitar 87% dari sekitar 270 juta penduduk. Undang-Undang Jaminan produk halal mesti dilaksanakan secara maksimal dan apabila ada kendala dalam pelaksanaannya, dapat menyampaikan di forum seperti RDPU ini sehingga ada dialog untuk menemukan solusinya.
“Saat ini dunia usaha terutama di UMKM memang masih terhambat akibat dampak pandemi covid 19 ini. Pemutusan hubungan kerja masih kerap terjadi dan peningkatan angka pengangguran semakin tinggi. Kegiatan perekonomian di negeri ini mesti kita dorong dan salah satu yang signifikan adalah pada sektor-sektor industri termasuk makanan, minuman, obat-obatan, kerajinan dan kosmetik”, tutup Nevi Zuairina.(A-416)