PADANG PANJANG, RELASIPUBLIK.COM– Sebagai upaya pengendalian harga, Pemko melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Perdagkop UKM) menggelar Operasi Pasar Murah. Saat ini diadakan di empat kelurahan, yaitu Guguk Malintang, Pasar Usang, Balai-Balai, dan Koto Katik.
Hal itu disampaikan Asisten II Setdako, Ewasoska di sela-sela Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri, Selasa (4/3/2025) yang diikuti secara daring bersama beberapa instansi terkait di Ruang VIP Balai Kota.
“Selain itu, operasi pasar murah juga digelar setiap hari di Kantor Pos dan Kantor Perdakop UKM,” sebut Ewa.
Ke depan, tambahnya, operasi pasar ini akan diperluas ke kelurahan lain sesuai kebutuhan, guna membantu masyarakat menjalani ibadah saat Ramadan.
Analis Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Chandra Erfiko menjelaskan, inflasi Padang Panjang pada Februari 2025 berada diangka 0,51% (yoy). Turun dari Januari yang mencapai 2,14%. Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar -0,58% (mtm).
“IPH pada minggu keempat Februari 2025 turun -1,97, menunjukkan fluktuasi harga yang rendah. Komoditas utama penyumbang penurunan harga adalah daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah,” jelasnya.
Pada minggu keempat Februari 2025, harga pangan menunjukkan stabilitas dengan 48 komoditas tetap stabil dan tujuh mengalami fluktuasi dengan rincian lima naik harga, dan dua turun.
“Kenaikan harga utama terjadi pada daging ayam broiler, cabai hijau, cabai merah, bawang merah, dan bawang daun. Sementara itu, penurunan harga terjadi pada cabai rawit dan seledri,” katanya.
Sedangkan komoditas utama yang tetap stabil meliputi beras, gula, tepung, daging sapi, minyak goreng, dan telur. “Kenaikan harga beberapa komoditas ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan menjelang Ramadan, sementara pasokan masih terbatas,” jelasnya.
Sementara itu dalam raker inflasi itu, Mendagri Tito Karnavian menyoroti dinamika inflasi pada beberapa komoditas strategis, serta tren kenaikan inflasi yang biasanya terjadi pada Ramadan dan Idulfitri.
Tito menegaskan, Pemerintah Daerah harus konsisten dalam menjaga stabilitas harga guna memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terkendali.
“Kita harus terus mengawasi harga bahan pokok agar masyarakat tidak terbebani, terutama bulan suci Ramadan dan Lebaran,” ujarnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini melaporkan, berdasarkan pemantauan harga hingga minggu pertama Maret 2025, terjadi peningkatan harga pada beberapa komoditas pangan, seperti cabai rawit, minyak goreng, dan beras.
“Kenaikan harga ini terjadi di sejumlah kabupaten/kota, sehingga memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dengan langkah-langkah strategis dan koordinasi yang baik, inflasi dapat dikendalikan, sehingga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” harapnya. (gito)