Opini

Benar Atau Tidak Yang Disampaikan Ini

445
×

Benar Atau Tidak Yang Disampaikan Ini

Sebarkan artikel ini

Oleh: STS. Dt. Rajo Indo, S.H, M.H.

Hidup di Negara lndonesia sebaiknya memang ber-Agama. Justru Agama adalah keseluruhan pendapat atas Tuhan Allah yang Maha Benar. Bahkan buruk baik tingkah laku di dunia tidak lepas dari agama.

Tuhan Allah memberi kebenaran yang se benar-benarnya “benar”. Namun bukan karena kebenaran itu atas upaya sosialisai tercapai dan dipahami melalui budi saja. Melainkan adalah karena difirmankan Tuhan Allah tersebut.

Sesungguhnya, kebenaran itu yang diwahyukan dan apa maksud wahyu itu yang sebenarnya. Adalah sesuatu untuk meluruskan diantara kita yang sesat. Setelah tersusun kebenaran tersebut lahirlah suatu sistem.

Memang tidak semua makhluk yang mendapat wahyu, kecuali Nabi. Bagi kita sekarang ilham namanya. Melalui daya insani nya manusia merenungkan. Adanya dari Allah Tuhan yang lebih sempurna dan dengan budinya manusia memahami ilham itu.

Dengan itu manusia mengambil kesimpulan dari yang di ilhami tersebut. Jika benar kesimpulan tersebut maka benarlah ilmu yang disosialisasikan itu.

Namun manusia punya usaha untuk merenungkan kebenaran tersebut. Oleh sebab itu setiap manusia punya pendapat tentang kebenaran. Akan tetapi rumusan ke benaran itu tidak spontan diterima oleh semua warga manusia.

Sebab manusia yang berfikir atas suatu kebenaran selalu meng-awali dari penyelidikan setapak demi setapak sampai membuahkan hasil. Itulah kebenaran dari manusia, tidak sama dengan wahyu atau penerangan dari Tuhan Allah yang secara istimewa kepada kita manusia.

Sementara bagi orang yang beragama dan mempercayai akan suatu yang dikata kan orang “benar”. Tidak langsung menerima yang diajukan orang itu benar. Melainkan diuji dan diselidikinya apa yang dikatakan orang itu benar. Atau hal itu sudah lulus dari suatu hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya.

Bahkan bagi orang Minangkabau menurut hukum adat sudah dikatakan secara halus. Dek bajalan tak salangkah sampai, dek bakato tak sapatah salasai, dilatak ka to dalam turak”. Sadar atau tidak sadar dan itulah tandanya manusia yang halus untuk manusia yang halus.

Yang kebenaran dari sesuatu itu sebenarnya adalah yang diajukan oleh ahli ilmu. Dari pengajuannya itu tidak ada lagi pertanyaan karena sudah tidak diragukan lagi apa yang disampaikannya itu. Atas tidak adanya keragu-raguan itu kita dapat mengatakan, bahwa kapal yang ditumpang itu mempunyai juru mudi yang profesional.
Dengan yang profesional menuju pelabuhan tidak dicemaskan lagi. Perahu dengan kemudi dan juru mudi berusaha dengan alatnya. Sementara mercu suar hanya me nunjuk dan bukan mengemudi.

Namun hal ini satu sama lainnya punya kaitan pada satu tujuan.
Menyelidiki tentang tingkah laku manusia tersebut dari sudut baik buruknya dan banyak samanya dengan agama. Kalau dalam penilaian dicari oleh etika, dalam ilmu dicari dengan renungan.

Sementara dalam agama penilaian didasarkan atas firman Alloh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Agama suatu yang ada dan dipecayai keberadaanya, serta dapat diilmukan. Sementara syarat ilmiah dengan cara kerjanya. Ka rena itu setiap ilmu pengetahuan ada maksudnya dalam menuju kebenaran.

Jika sesuatu yang disosialisasikan itu benar dan tidak kontradiksi dengan kepastisn hukum yang mengandung asas manfaat dan keadilan dapat dipastikan tidak akan ada konflik. Apalagi hal tersebut dari ahlinya dan setiap ahli sadar benar akan batas-batas bidangnya. Bahkan tahu betul akan batas ilmu pengetahuannya karena yang akan nenolong kebenaran yang disampai kannya tahu betul akan kekuatan putusan nya, semoga saling hormat(d13)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *