PADANG,RELASIPUBLIK— PeranNinik Mamak, KAN dan LKAAM di Sumbar terpinggirkan selama 10 tahun terakhir. Hal ini merupakan keluhan ninik mamak dan pemangku adat, termasuk Bundo Kanduang kepada Calon Gubernur Sumatera Barat nomor urut 1 Ir. H. Mulyadi dalam beberapa kunjungan ke daerah-daerah dalam rangka bersiltaturahmi. Fungsi niniak mamak yang makin terpinggirkan disampaikan langsung kepada Mulyadi.
Menanggapi keluhan tersebut, Anggota DPR RI tiga periode ini ingin memperkuat peran niniak mamak dalam lingkungan masyarakat di Ranah Minang, sesuai dasar filosofis Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Menurut Mulyadi hal tersebut penting karena peran niniak mamak sangat strategis di dalam masyarakat Minangkabau yang telah diakui sejak berabad-abad yang lalu.
Demi memperkuat peran tersebut, Mulyadi berkomitmen untuk menfasilitasi setiap nagari yang belum memiliki Balai Adat untuk bisa mempunyai Balai Adat sendiri. Dia berharap dengan adanya Balai Adat, peran dari niniak mamak semakin kuat di tengah masyarakat.
“Salah satu yang kami konsep ialah pentingnya Balai Adat bagi nagari-nagari yang belum punya Balai Adat. Agar niniak mamak makin dan tambah perannya di tengah masyarakat. Juga bantuan untuk KAN. Semua itu akan difasilitasi dengan anggaran melalui Perda Pemberdayaan,” ucap Mulyadi yang berpasangan dengan Drs. Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman dua periode.
Balai Adat merupakan bentuk keberpihakan Mulyadi kepada pemuka adat di Minangkabau yang punya nilai luhur bagi kemaslahatan masyarakat. Anggota DPR RI dengan suara terbanyak se-Sumbar ini menyebut, dengan adanya Balai Adat per nagari akan memudahkan niniak mamak untuk berunding dan duduk bersama, menyelesaikan persoalan masyarakat yang bisa diatasi oleh peran pemuka adat.
“Dengan adanya Balai Adat, niniak mamak bisa bermusyawarah, bisa berunding, sehingga tidak susah lagi bagi niniak mamak untuk mencari tempat untuk memutuskan suatu persoalan,” jelas Mulyadi di Kota Solok, Sabtu lalu seusai dipasangkan Baju Adat oleh Masyarakat Adat Solok.
Keinginan mewujudkan Balai Adat di Nagari ini menurut Mulyadi sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada para pemuka adat. Agar nilai-nilai adat terus berkembang dan budaya Minangkabau yang disyiarkan niniak mamak terus berkibar. “Kalau ada Balai Adat, jika ada pengambilan keputusan strategis bisa dilakukan di sana. Hal itu sebagai bentuk keseriusan pemerintah kedepan untuk terus memfungsikan kaum adat dalam hal ini diwakili niniak mamak,” ujar Cagub Mulyadi
Pria kelahiran Bukittinggi ini yakin, jika peran pemangku adat makin kuat, maka akan bisa menangkal nilai-nilai negatif yang datang dari luar yang dapat merusak generasi penerus Sumbar. Peran adat penting yang akan menyelesaikan persoalan di luar pendekatan yang dilakukan pemerintah atau hukum negara.
“Begitu banyaknya persoalan sosial yang membuat generasi muda kita rapuh. Ini harus kita atasi dan itulah tugas pemerintah. Tetapi pemerintah sendiri saja tidak akan sanggup karena itulah peran Ninik mamak pemangku adat, Bundo Kanduang dan kaum cerdik pandai menjadi strategis dan penting,” kata Mulyadi, calon kuat Gubernur Sumatera Barat mendatang. (*)