Berita Utama

Bertahan hidup di Kepungan Banjir Bandang

24
×

Bertahan hidup di Kepungan Banjir Bandang

Sebarkan artikel ini

“Alah habih rumah kami…ama, suami, anak ndak tau dia ma lai. Awak diateh batang seri ko, lubuk minturun koto Panjang tolong…” rintih dini ketakutan pada sebuah vidio yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Padang,relasipublik – Bencana alama yang melanda Sumatera Barat dan Kota Padang khususnya merakibat duka yang mendalam bagi korban. Tidak hanya kehilangan harta benda, bencana Banjir Bamdang bercampur lumpur dan material kayu berukuran kecil hingga besar dari hulu sungai tersebut melukublantakkan pemukiman warga.
Dampaknyabtidak saja merusak dan menghancurkan pemukiman yang berad dekat dari aliran Sungai yang berlokasi jauh dari aliran sungaipun juha terdampak cukup parah.

Salah satu lokasi terdampak cukup parah akibat bencana banjir bandang meluapnya aliran sungai Kuranji dan Bendungan Koto Panjang adalah kawasan Perumahan Abi Koto Panjang Blok D5 RT03 RW04
Kel Koto Panjang Ikua Koto Kec Koto Tangah.

Lokasi ini puluhan rumah hanyut raya dengan tanag dan ratusan rumah mengalami rusak berat.
Seperti yang dialami keluarga Dini Viona yang rumahnya hanyut di hantam banjir bandang. Bahkan dia kehilangan orang tua tercinta yang lepas dari tangannya saat luapan air bercampur lumpur dan kayu gelondongan menghantam lolasi pemukiman tempatnya tinggal.

Vidio Dini sempat viral di media sosial yang menggambarkan dahsyatnya lualan air dengan derasnya terjadi secara cepat. Dari atas pohon buah ceri, ibu tiga anak ini dengan histeris menyampaikan suami, anak dan ibunya hanyut dibawa air bercampur lumpur.

Saat coba menyelamatkan diri dan derasnya banjir bandang ibu Yerna Wilis (77) yang sedang dia pegang terlepas. Dia oleh suaminya dengan sisa-sisa kekuatan nya di naikan ke pohon Seri yang beda tidak jauh dari tempatnya kehilanga orang tuanya tercinta.

Tidak sampai di situ, saat berupaya menyelamatkan diri dengan memanjat pohon ceri, suami dini bernama Mulyadi (41) dan anaknya Naura Nadhifa (12) ikut terbawa arus yang makin besar dan deras.

“Saya kehilangan ibu, suami dan anak yang kejadianya sangat cepat. Saat situasi sangat menakutkan itu dan tenaga yang tersisa saya coba berkomunikasi dengan sahabat dari atas pohon ceri, menceritakan keadaan yang terjadi melaui pesan Voice not what shap,” terang dini dengan mata berkaca-kaca.

Selang beberapa jam kejadian yang cukup mencepam tersebut, air mulai mengecil dan dini berusaha turun dari pohon tempatnya menyelamatkan diri. Dia berupaya mencari keluarganya yang hilang diantara genangan air bercampur lumpur yang menutup rumah warga dari dari kedalaman satu meter hingga atap rumah warga.

“Situasi saat itu sangat memilukan, rumah saya dan warga banyak yang hancur. Saya tak ingat lagi kondisi rumah yang saya pikirkan mencari ibu, suami dan anak yang terbawa arus,” cerita wanita yang bekerja di salah satu perusahaan Valuta Asing di Kota Padang ini.

Alhamdulilah, selang beberapa lama mencari lanjut dini, dia bertemu dengan suami dan anaknya dalam keadaan masih hidup. Tubuhnya basah kuyup dengan lupur di sekujur badan.

Separuh jiwanya bertemu kembali, setelah hilang dipisahkan terjangan banjir bandang. Tapi sayang, orang tuanya yang lepas hanyut terbawa arus, akhirnya lepas untuk selamanya. Ibu…ditemukan meninggal setelah mendapat informasi mayat ibundanya berada di RS Bayangkara Padang.

“Sebelumnya kami berusaha mencari informasi informasi ke Rumah Sakit RSUD Sungai Sapiah dan meliahat mayat korban yang di rujuk ke sana. Akhirnya, kami ke Rumah Sakit Bayang Kara padang dan ibu ditemulan sudah tidak bernya disana,” isak dini mengingat kepergian wanita yang melahirkannya.

Hari itu juga, pihak keluarga dibantu tim medis RS Bayangkara membawa jenazah idunda dini ke kampung halanya di Kabupaten Padang Pariaman dan dimakamkan disana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *