PESSEL, RELASI PUBLIK – Dalam rangka pencapaian visi mewujudkan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) lebih sejahtera, maju, dan bermartabat yang didukung pemerintahan yang akuntabel dan profesional.
Dimana, misi yang ketiga yaitu memperkuat kemandirian ekonomi dengan mendorong sektor potensi unggulan daerah, dan sektor pertanian merupakan salah satu sektor terkuat dalam peningkatan ekonomi masyarakat pesisir selatan, karena sebanyak 73.012 jiwa (14,37%) masyarakat Pesisir Selatan bermata pencarian sebagai petani.
Hal itu disampaikan Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar ketika Temu Teknologi sekaligus saat Tanam Perdana Kegiatan Sekolah Lapang Padi Tanpa Olah Tanah Udara Bersih Indonesia di Pondok Gapoktan Langong Nagari Koto Barapak, Kecamatan Bayang, Selasa (4/6/2024).
Pada kegiatan itu juga dihadiri Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, Febrina Tri Susila Putri, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan, Mardianto, Penggiat Pertanian, Jhony, camat Bayang Masri, walinagari se kecamatan bayang, penyuluh pertanian se – Pessel, Polsek, Danramil, anggota Gapoktan Langong dan undangan lainnya.
“Kami sangat menyadari, bahwa sektor pertanian khususnya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan daerah,” ungkapnya.
Bupati mengatakan, peranan sektor pertanian bukan saja memberikan andil terhadap ketahanan pangan daerah, akan tetapi ikut ber kontribusi besar terhadap perkembangan perekonomian secara menyeluruh. baik pendapatan petani, pendapatan daerah, maupun penyerapan tenaga kerja.
“Berdasarkan hal tersebut saya minta kepala Dinas Pertanian untuk dapat meningkatkan sektor pertanian, baik produksi dan produktifitas maupun tata kelola perrtanian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian, ” katanya.
Disebutkan, upaya dalam peningkatan produksi bisa ditingkatkan melalui teknologi tepat guna seperti Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) Udara Bersih Indonesia (UBI) yang memanfaatkan jerami sebagai pengganti mulsa.
Teknologi ini merupakan “bertani dengan biaya murah”. Dimana teknologi MTOT UBI ini petani tidak lagi melakukan pengolahan tanah sempurna, penggunaan pupuk anorganik berkurang, serta penggunaan benih padi lebih sedikit.
Lanjut bupati, tahun 2023 luas tanam padi sebesar 37.903,36 ha, luas panennya sebesar 38.928 ha, produktifitasnya 5,23 ton/ha serta produksi 201.336 ton, meningkat bila dibandingkan pada tahun 2022 yang hanya mencapai 161.638,55 ton atau meningkat sebesar 39.697 ha (24,6%).
Angka produktifitas ini akan dapat ditingkatkan apabila pelaksanaan bercocok tanam padi berbiaya murah dengan sistim MTOR UBI dapat dilaksanakan oleh seluruh petani yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dimana hasil ubinannya berkisar 6 sampai 7 ton lebih perhektarnya.
“Sekolah Lapang (SL) Teknologi Udara Bersih Indonesia (UBI) akan saya dorong pengalokasiannya dan dukungan ini tetap teralokasi untuk kelompok tani di tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya di kelompok tani ini saja, tetapi di kecamatan lainnya juga akan menggunakan teknologi udara bersih indonesia dalam berusaha tani, ” tegas bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Pesisir Selatan, Mardianto mengatakan, Kabupaten Pesisir Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menerapkan Tanam Perdana Kegiatan Sekolah Lapang Padi Tanpa Olah Tanam Udara Bersih Indonesia di Pondok Gapoktan Langong Nagari Koto Barapak, Kecamatan Batang,.
“Terkait Tanam Perdana Kegiatan Sekolah Lapang Padi Tanpa Olah Tanam Udara Bersih Indonesia ini, kami juga meminta dukungan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pertanian. Semoga teknologi ini mampu meningkatkan produksi pertanian dan tentunya juga kesejahteraan petani di Pesisir Selatan ke depan, ” harapnya. (Mil)