Berita UtamaKota PadangNasionalTERBARU

Dibahas Dalam Webinar Menkominfo dan AMSI, Hoax Serta Disinformasi Covid-19 Musuh Bersama

273
×

Dibahas Dalam Webinar Menkominfo dan AMSI, Hoax Serta Disinformasi Covid-19 Musuh Bersama

Sebarkan artikel ini

PADANG,RELASIPUBLIK– Kementerian Kominfo bersama dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumbar, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan Siberkreasi menggelar webinar penanganan disinformasi vaksinasi Covid-19, Jumat (26/2/2021).

Webinar dengan tema “Strategi Komunikasi Publik dan Penanganan Disinformasi Vaksin Covid-19” ini diikuti lebih 65 orang peserta dari berbagai komunitas dan organisasi di Provinsi Sumatra Barat dan Bangka Belitung.

Ada tiga 3 narasumber yang berkompetensi dan ahli di bidangnya sebagai pembicara, yakni Dr Siti Nadia Tarmizi, M, Epide, Juru Bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian kesehatan, H Aminuddin Yakub, MA, Dirut LSP MUI, dan Donny BU, salah seorang Tim Komunikasi Publik KPCPEN, dan Dewan Pengarah Siberkreasi.

“Vaksin bersifat spesifik untuk melawan Covid-19. Vaksin adalah virus yang dimatikan agar tubuh kita mampu menimbulkan zat-zat kekebalan tubuh. Maka dengan demikian, program vaksinasi Covid-19 ini sangat penting menumbuhkan kekebalan tubuh kelompok orang sehingga virus ini tidak berbiak pada manusia. Jika imunitas dan kekebalan mencapai sempurna, maka mata rantai virus terputus,” papar Siti Nadia Tarmizi.

Ia mengatakan, pemerintah mau memvaksin semua orang karena semakin banyak divaksin akan timbul antibody dan kekebalan kelompok.

“Memberikan proteksi spesifik, memberikan perlindungan pada kelompok lain yang tidak bisa divaksinasi. Vaksinasi dan kekebalan tubuh itu saling terkait dan terkoneksi. Makanya vaksinasi itu penting,” terangnya.

Siti Nadia merincikan, target yang dicapai untuk vaksinasi sebanyak 181,5 juta jiwa atau 70 persen populasi Indonesia. Jumlah sebayak itu membutuhkan lebih kurang 400 juta doso vaksin.

Program vaksinasi untuk tahap pertama periode Januari- April 2021 sedang berjalan untuk petugas kesehatan 1,46 juta jiwa, petugas publik 16,9 juta, lansia 21,5 juta jiwa. Sedangkan di tahap kedua pada April 2021 hingga Maret 2022 masyarakat rentan 63,9 juta jiwa dan masyarakat lainnya 77 juta jiwa.

Narasumber lainnya, Aminuddin Yakub, mengatakan bahwa vaksin perlu dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena virus Covid-19.

“Kita tidak boleh membahayakan diri. Sesuai ajaran Islam kita harus menjaga diri dalam pengobatan diajarkan tentang pengobatan. Setiap penyakit ada obatnya, lalu obat yang digunakan bukan obat yang haram karena Allah memberikan penyakit ada obatnya,” ungkap Aminuddin Yakub.
Ia menjelaskan lebih jauh, sekelompok orang yang menolak vaksin atau anti vaksin sebenarnya tidak mengetahui secara detil kemanfaatan vaksin untuk kesehatan.
“Sumber informasi bagi yang menolak kerap info-info yang beredar di media sosial yang cenderung hoaks, bukan dari sumber yang berkompeten,” terangnya.

Sementara Donny BU, memaparkan hasil survei berbagai lembaga terkait dengan tingkat kepercayaan masyarakat terkait dengan Covid-19.

“Jumlah masyarakat yang tak percaya Covid-19 cukup tinggi, yakni 55 persen. Terkait dengan vaksinasi yang tak yakin dengan keamanannya vaksin ini 30 persen, disusul 22 persen tidak yakin efektif, 12 persen takut kena efek samping, 13 persen tidak percaya vaksin, 8 persen keyakinan agama, dan 15 persen alasan lainnya,” kata Donny BU.
Menurutnya, persentase itu cukup tinggi. Maka, perlu sinergi dan kolaborasi, serta kerja sama semua pihak.
“Ini kerja bersama, harus saling bersinergi, saling berbagi kerja agar kita kita bangkit, ekonomi bergerak,” jelasnya.
Webinar yang dimoderatori oleh Nasrul Azwar, BPPO AMSI Sumbar dalam pengantarnya mengatakan saat kini banyak terjadi disinformasi terkait vaksin dan Covid-19 ini.
“Jelas ini tantangan bersama, termasuk pers, bahwa sebenarnya musuh bersama itu informasi hoaks yang berdampak pada disinformasi vaksin dan Covid-19 di tengan masyarakat,” kata sosok yang akrab disapa Maknaih ini.
Ketua AMSI Sumbar Andri El Faruqi dalam sambutan saat membuka webinar ini mengatakan, dengan adanya webinar ini diharapkan ke depannya masyarakat bisa menerima vaksin demi mencegah Covid-19.

“Webinar ini dilaksanakan agar masyarakat tidak lagi mendapatkan disinformasi program vaksinasi. Kemudian juga mencegah penyebaran Covid-19,” ungkap Andri El Faruqi.

Andri mengatakan bahwa partisipasi masyarakat untuk vaksin masih rendah. Dengan adanya webinar ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam menangani Covid-19 dan meningkatkan edukasi publik sehingga bisa sama-sama memerangi hoaks dan disinformasi tentang vaksin dan Covid-19. (Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *