Berita UtamaKabupaten Pesisir SelatanTERBARU

Dinas Pertanian Pessel Serahkan Bantuan Bibit Padi Sawah Teknologi MTOT

336
×

Dinas Pertanian Pessel Serahkan Bantuan Bibit Padi Sawah Teknologi MTOT

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELASI PUBLIK – Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) telah menyerahkan bantuan bibit padi sawah dengan teknologi Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) kepada para petani di lokasi Demplot Sawah Petani (DSP). Penyerahan bantuan tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, yang diwakili oleh Kabid Penyuluhan, Mardoni, kepada Koordinator BPP Kecamatan Ranah Pesisir, Gusrianto, beberapa waktu lalu di kantor Dinas Pertanian Pessel.

Kabid Penyuluhan, Mardoni, menjelaskan bahwa bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengolahan lahan para petani, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan. “Saya berharap melalui penyerahan bantuan benih untuk penerapan teknologi MTOT ini, produktivitas lahan dan produksi padi juga meningkat di daerah ini nantinya,” kata Mardoni.

Teknologi MTOT mengandalkan penggunaan mulsa atau lapisan penutup tanah, seperti jerami, daun, atau rumput kering. Mardoni menjelaskan bahwa tujuan penggunaan mulsa adalah untuk melindungi tanah dari kekeringan, mempertahankan kelembaban tanah, meningkatkan kesuburan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan mengurangi serangan hama penyakit tanaman.

Selain itu, inovasi MTOT ini dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani, serta mendukung kelestarian lingkungan dan peningkatan produksi padi sawah. “Inovasi tersebut adalah MTOT atau ‘Bawah Pokok Murah’ pada lahan sawah dan lahan kering. Khusus pada lahan sawah, inovasi ini ternyata mampu menjawab kendala teknis, ekonomi, dan lingkungan yang selama ini dihadapi,” jelasnya.

Mardoni juga menambahkan bahwa teknologi ini membantu petani dalam mengatasi masalah kekurangan air akibat musim kering atau irigasi yang belum diperbaiki, serta menekan biaya pengolahan tanah dan harga pupuk yang semakin mahal. “Dari sisi ekonomi, adanya harga pupuk yang semakin mahal, biaya pengolahan tanah yang meningkat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *