sumbar.relasipublik.com // Tanah Datar
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Ummat versi Ridho Rahmadi mengeluarkan surat peringatan pertama (SP1) kepada Efendi Intan Gagah, mantan Bendahara DPD Partai Ummat Tanah Datar sekaligus Ketua BPPD Partai Ummat pada Pemilu 2024. SP1 bernomor 497.A/Partai Ummat/KU-SJ/XI/2025 itu diterbitkan sebagai respons resmi partai atas perkara hukum nomor 1247/pdt.sus-Parpol/2025/PNJKT.SEL.
Namun di balik penerbitan SP1, dinamika internal yang muncul memperlihatkan problem yang lebih mendasar: retaknya konsolidasi dan ketidakselarasan antara tagline perjuangan partai dengan praktik pengambilan keputusan di tubuh elit partai.
Surat Tegas, Konflik yang Lebih Kompleks
Surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum versi Ridho Rahmadi, Dr. Ing. H. Ridlo Rahmadi, S.Kom., M.Sc., dan Sekjen Taufik Hidayat, S.Sos., MA. bertanggal 21 November 2025, mewajibkan Efendi Intan Gagah menyampaikan surat pernyataan kesediaan mencabut gugatan serta berkomitmen tidak mengulang tindakan serupa. Tenggat waktu diberikan. Jika diabaikan, DPP mengancam pemecatan.
Langkah ini oleh sebagian pihak dinilai sebagai mekanisme internal. Namun dari sudut pandang lain, SP1 menunjukkan bagaimana partai masih bergulat dengan tata kelola organisasi yang belum kokoh pascapemilu.
Efendi Intan Gagah: “Ini Bukan Sekadar Gugatan, Ini Soal Prinsip”
Saat dikonfirmasi, Efendi Intan Gagah justru melontarkan kritik keras kepada pengurus pusat yang menurutnya telah “berjalan menjauh dari AD/ART” dan membuat keputusan yang tidak sesuai aturan organisasi.
Ia menilai SP1 bukan sebagai bentuk pembinaan, melainkan sebagai upaya meredam kritik internal.
“Dalam organisasi berbeda pandangan itu biasa. Tapi kalau kebijakan sudah tidak sesuai AD/ART dan mendzolimi anggota, ini harus dilawan,” kata Efendi Intan Gagah
Ia juga menyerang balik penggunaan tagline Partai Ummat—Lawan Kezaliman, Tegakkan Keadilan—yang menurutnya justru tidak dipraktikkan oleh pengurus pusat.
“Untuk apa bergabung dengan partai yang meneriakkan lawan kezaliman, tapi pengurusnya justru menciptakan kezaliman?” tegasnya.
Efendi Intan Gagah bahkan menyebut lebih memilih berjuang bersama orang-orang yang “punya integritas” ketimbang bersama mereka yang tidak takut salah dalam membuat kebijakan.
Pernyataannya ditutup dengan seruan lantang: “Tetap lawan kezaliman dan tegakkan keadilan. Allahu Akbar( d13/ rls)












