TANAHDATAR, RELASI PUBLIK-Pembukaan Festival Tenun Tanjuang Bonai yang dilaksanakan di Lapangan Hijau Ranah Batu Jorong Piubuah Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Tanah Datar, Sabtu (5/11) ramai dikunjungi masyarakat dan perantau.
Pemandangan yang sungguh luar biasa, ribuan masyarakat tumpah ruwah penuhi lapangan yang biasa untuk bermain bola kaki bagi masyarakat. Arak-arakan para kaum perempuan (ibu-ibu) yang menjunjung talam dibaluti kain yang berupa prosesi hantaran yang biasa pada kegiatan adat masyarakat setempat turut memeriahkan alek festival yang merupakan rangkaian dari program unggulan pemerintah Kabupaten Tanah Satu Nagari, Satu Event tersebut.
Pada saat membuka secara resmi event yang ke-13 tersebut, Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM teteskan air mata dan terharu, hal itu bukan karena ramainya masyarakat yang memadati lapangan, melainkan sang Bupati teringat masa kecil di nagari tersebut.
Bupati Eka Putra asli putra Nagari Tanjuang Bonai, lahir hingga menyelesaikan pendidikan SLTP nya di nagari yang terdiri dari 26 jorong tersebut.
Nagari Tanjuang Bonai juga dikenal sebagai nagari tenun, karena sebahagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai penenun.
“Saya datang kesini ke Nagari Tanjuang Bonai membuka alek nagari satu nagari satu event ini tidak hanya selaku Bupati namun juga sebagai anak Nagari Tanjuang Bonai. Dari sini Saya rangkai mimpi saya, saya dilahirkan di sini, dari sini saya bangun cita-cita Saya, Saya bernostalgia, hari ini Saya berjumpa dengan teman-teman sekolah Saya, guru-guru Saya, sanak saudara dan handai tolan, adik kakak, sumando dan banyak lagi,” ucapnya haru dan teteskan air mata.
Bupati berharap pada semua yang hadir tamu-tamu baik yang di ranah maupun di rantau untuk selalu kompak dan bersilaturrahmi dan bersama membangun kampung halaman.
“Terima kasih pada semua pihak yang telah berjibaku menyukseskan alek ini, Saya bangga dan bersyukur, Saya didampingi isteri yang juga ketua TP PKK Ny. Lise Eka Putra datang pulang ke tanah kelahiran Saya, juga Saya bawa tamu Anggota DPRD, Forkopimda beserta isteri, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, perantau dan banyak lagi pejabat-pejabat yang hadir dan juga hadir mantan Wakil Bupati bapak Zuldafri Darma dan bapak Aulizul Syuib, tokoh masyarakat dan niniak-mamak, dari itu Saya sampaikan ucapan terima kasih,” ujarnya.
Bupati Eka Putra akui Nagari Tanjuang Bonai yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lima Puluh Kota itu kaya akan potensi, tidak hanya alamnya yang luar biasa, namun juga budayanya, seperti kesenian talempong kayu yang biasa dimainkan kaum perempuan, silat di atas ludak (lumpur) adat hantaran pada alek masyarakat dan lainnya.
Dari itu guna melestarikan adat dan budaya serta potensi alam Nagari Tanjuang Bonai, Bupati Eka Putra akan menjadikan nagari tersebut sebagai nagari wisata.
Sebelumnya Pj.Wali Nagari Tanjuang Bonai Bendrizal, sebut jika pada event satu nagari satu event alek Festival Tanjuang Bonai ini dihadiri lebih dari 4.000 orang dan itu tidak hanya datang dari 26 jorong dan 2 jorong persiapan di Nagari Tanjuang Bonai, namun juga dari berbagai wilayah di Tanah Datar.
“Kami atas nama masyarakat Nagari Tanjang Bonai menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati dan rombongan yang telah berkenan hadir dan membuka alek nagari ini, begitu juga kepada semua unsur yang terlibat menyukseskan acara ini,” ujarnya.
Bendrizal katakan melihat antusias masyarakat, Ia bertekad tahun depan akan menggelar alek nagari ini, yang juga bertujuan untuk terus memperkenalkan berbagai adat budaya nagari dan potensi nagari seperti Tenun Tanjuang Bonai yang semakin hari, semakin diminati masyarakat berbagai kalangan dan juga upaya mendukung program pemerintah daerah untuk memakai hasil kerajinan daerah.
Ia berharap, dengan adanya event tersebut dapat menjadi stimulus hidupnya kembali balai (pasar) Ranah Batu yang dulunya pernah jaya dan saat ini masyarakat ingin itu dihidupkan kembali.
Pada saat pembukaan tersebut Bupati Eka Putra juga di serbu kawan-kawan alumninya sesama SMP di Tanjuang Bonai sembari memberi berbagai makanan kesukaan sang Bupati semasa sekolah, seperti kerupuk laweh, keripik, dadiah, ubi kayu, beras, ayam dan banyak lagi untuk dibawa ke Indo Jolito. (d13)