DPRD Kota PadangPariwara

Hadapi Nataru 2025, Osman Ayub Imbau Warga Hormati Budaya Minangkabau

15
×

Hadapi Nataru 2025, Osman Ayub Imbau Warga Hormati Budaya Minangkabau

Sebarkan artikel ini

Padang,relasipublik – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Osman Ayub, mengimbau masyarakat yang merayakan agar tetap menghormati nilai-nilai budaya Minangkabau yang hidup dan tumbuh di Ranah Minang.

Menurut Osman Ayub, budaya saling menghargai merupakan kearifan lokal yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat Minangkabau, termasuk di Kota Padang yang dikenal sebagai Ranah Bingkuang, khususnya wilayah pinggiran kota atau daerah mudik.

“Budaya di Minang ini adalah saling menghargai. Ini yang perlu terus kita sampaikan kepada masyarakat,” ujar Osman Ayub, Rabu (24/12).

Ia menekankan, imbauan tersebut menjadi semakin penting mengingat sejumlah wilayah di Kota Padang baru-baru ini dilanda bencana banjir bandang. Bencana tersebut menyebabkan kerusakan parah, mulai dari hanyutnya rumah dan harta benda, hingga jatuhnya korban jiwa.

Tak hanya itu, sejumlah akses jalan dan jembatan dilaporkan terputus, sehingga warga terdampak terpaksa mengungsi ke lokasi-lokasi pengungsian yang telah disediakan oleh pemerintah.

Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Kecamatan Pauh, Kuranji, Koto Tangah, dan Nanggalo. Keempat wilayah ini dikenal sebagai nagari serumpun dengan pemeo Minangkabau, “Abak Koto Tangah, Amak Pauh, dan Anak Nanggalo.”

“Maknanya, ketika saudara kita menangis, kita ikut bersedih. Ketika ada musibah, kita sabak atau turut merasakan duka,” kata mantan Ketua DPC Partai NasDem Kota Padang tersebut.

Osman Ayub menyebutkan, akibat bencana tersebut, sebagian warga kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka hanyut terbawa banjir.

“Ini adalah kejadian luar biasa. Maka kita perlu kembali kepada nilai budaya kita. Orang yang tertimpa bencana harus kita hormati dan kita jaga perasaannya,” harapnya.

Selain itu, ia juga meminta peran aktif para tokoh masyarakat di 11 kecamatan dan 104 kelurahan di Kota Padang untuk ikut mengimbau warganya agar tetap menjaga sikap dan menghormati kondisi sosial yang tengah dihadapi sebagian masyarakat.

Terkait pelayanan transportasi selama periode Nataru, Osman Ayub berharap Pemerintah Kota Padang dapat mengatur jam operasional secara bijak demi kenyamanan dan ketertiban masyarakat.

“Misalnya layanan Trans Padang. Jika biasanya beroperasi hingga pukul 22.00 WIB, bisa disesuaikan menjadi pukul 20.00 WIB. Namun tentu semua itu harus disampaikan sejak awal kepada masyarakat,” jelasnya.

Ia juga mengimbau petugas di objek-objek wisata, khususnya kawasan Pantai Padang, agar tetap siaga selama libur Nataru guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita kembali ke budaya awak. Orang menangis, kita sabak. Nilai inilah yang paling berharga di Minangkabau,” tegas putra daerah Nanggalo tersebut. Adv

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *