Berita

ITB Perkenalkan Teknologi Multidisiplin untuk Peningkatan Kualitas, Traceability, dan Keberlanjutan Produk Lebah Madu di Sumpur Kudus Selatan

17
×

ITB Perkenalkan Teknologi Multidisiplin untuk Peningkatan Kualitas, Traceability, dan Keberlanjutan Produk Lebah Madu di Sumpur Kudus Selatan

Sebarkan artikel ini

Sumpur Kudus Selatan,relasipublik -Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan desa melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pagi ini, bertempat di Desa Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat 28 Juli 2025

Dilaksanakan kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat skema Bottom-Up 2025 yang mengusung judul “Perbaikan Kualitas, Pengembangan Produk, Penerapan Traceability, dan Keberlanjutan Produk Lebah Madu Tanpa Sengat pada Kelompok Peternak di Sumpur Kudus Selatan, Sijunjung, Sumatera Barat.”

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Acep Purqon, dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, bersama tim lintas disiplin dari berbagai fakultas, yakni Dr. Ramadhani Eka Putra dan Dr. Mia Rosmiati (SITH ITB), Dr. Fitriani Jati Rahmania (SF ITB), serta Dr. Ida Kinasih (UIN Bandung), dibantu oleh Afrah, mahasiswa ITB.

Dalam sambutannya, Dr. Acep menyampaikan bahwa penerapan teknologi multidisiplin ini dirancang untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi peternak lebah lokal, mulai dari kualitas dan kuantitas produksi, kurangnya diversifikasi produk, keterbatasan akses pasar, hingga kebutuhan akan sistem manajemen dan branding yang lebih baik.

“Keberadaan teknologi ini sangat penting agar peternak tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga bisa memastikan kualitas, menjamin keaslian (traceability), dan menciptakan keberlanjutan usaha melalui produk turunan,” jelas Dr. Acep.

Kegiatan pelatihan yang digelar hari ini dibagi menjadi tiga fokus utama, yaitu:

Peningkatan kualitas produksi, melalui perbaikan desain kandang dan revitalisasi koloni.

Penerapan traceability, untuk menjamin kepercayaan konsumen melalui sistem pelacakan asal-usul produk.

Pengembangan produk turunan, seperti kosmetik alami, propolis, lilin, dan pangan fungsional.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wali Nagari Khairul Basri, perangkat desa, perwakilan peternak lebah lokal Danif Gusmarianto, serta anggota Kelompok Tani Hutan Nagari Durian Gadang dan penyuluh pertanian Kecamatan Sumpur Kudus. Wali Nagari menyambut baik inisiatif ITB ini dan menyatakan dukungannya terhadap adopsi teknologi oleh para peternak.

Selain pelatihan, tim ITB juga memberikan hibah berupa alat-alat pendukung peternakan lebah. Salah satu peserta pelatihan menyatakan rasa terima kasih atas pelatihan yang bermanfaat ini dan berharap keberlanjutan dari program serupa di masa mendatang.

Desa Sumpur Kudus Selatan yang berbatasan dengan kawasan Bukit Barisan memiliki potensi besar dalam pengembangan produk lebah madu berkat keanekaragaman hayati di sekitarnya. Madu dari daerah ini memiliki cita rasa khas dan berpotensi menjadi produk unggulan jika ditangani dengan teknologi dan manajemen yang baik.

Salah satu permasalahan utama yang coba diatasi melalui program ini adalah rendahnya harga jual madu akibat maraknya peredaran madu palsu di pasaran. Untuk itu, tim ITB mengembangkan sistem traceability berbasis data yang dapat menjamin informasi produk serta membuka peluang kemitraan pemasaran untuk madu premium. Dengan sistem ini, madu lokal diharapkan mampu bersaing di pasar yang lebih luas dengan kualitas yang terstandar dan terpercaya.

Kegiatan ini menjadi contoh konkret sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam pengembangan ekonomi desa berbasis sumber daya lokal dan teknologi tepat guna.

Kontak:
Dr. Acep Purqon
Dosen ITB, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat
HP: 0812-2163-6620
Email: acep.purqon@itb.ac.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *