Kabupaten Tanah Datar

Jonnedi “Jon Kompol”: MTQ Adalah Benteng Terakhir Moral Bangsa di Tengah Gempuran Zaman

25
×

Jonnedi “Jon Kompol”: MTQ Adalah Benteng Terakhir Moral Bangsa di Tengah Gempuran Zaman

Sebarkan artikel ini

sumbar.relasipublik.com // Tanah Datar

Di tengah hiruk-pikuk modernisasi dan derasnya arus digitalisasi yang sering menggerus nilai-nilai moral generasi muda, suara tegas dan penuh makna datang dari Anggota DPRD Kabupaten Tanah Datar Fraksi Gerindra, Jonnedi, SH, atau yang akrab disapa Jon Kompol. Dalam sambutannya pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-VI tingkat Kecamatan Lintau Buo Utara, Jumat (17/10), ia menyerukan agar MTQ tidak sekadar dipahami sebagai perlombaan membaca Al-Qur’an, tetapi sebagai gerakan moral yang menyelamatkan peradaban.

“MTQ ini bukan sekadar lomba. Ia adalah benteng spiritual, pagar moral, dan cahaya peradaban. Di tengah gempuran gaya hidup instan dan krisis teladan, Al-Qur’an menjadi satu-satunya pegangan yang tak tergoyahkan,”
tegas Jonnedi dengan nada penuh keyakinan di hadapan ratusan warga yang memadati lapangan Kubang, Nagari Lubuak Jantan.

Pernyataan itu menjadi titik refleksi di tengah meriahnya helatan keagamaan yang berlangsung selama tiga hari (17–20 Oktober 2025). Bagi Jon Kompol, MTQ bukanlah agenda tahunan yang berhenti di panggung seremonial, melainkan proses panjang membumikan Al-Qur’an dalam setiap sendi kehidupan masyarakat.

“Lewat MTQ, kita sedang menanam nilai Al-Qur’an di tanah hati generasi muda. Jika akar itu tumbuh kuat, maka bangsa ini akan berdiri tegak, tidak mudah goyah oleh godaan zaman,” ujarnya menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Jonnedi memberikan apresiasi tinggi kepada panitia, peserta, dan masyarakat Lubuak Jantan yang berhasil memadukan semangat religius dan gotong royong dalam penyelenggaraan MTQ. Ia menilai kekompakan warga menjadi contoh nyata bahwa nilai-nilai Qur’ani tidak berhenti di lisan, tapi hidup dalam tindakan.

“Saya melihat semangat masyarakat di sini luar biasa. Lubuak Jantan bukan hanya menjadi tuan rumah MTQ, tapi juga rumah bagi nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan. Ini wajah Tanah Datar yang sesungguhnya — religius, santun, dan kuat dalam persaudaraan,” katanya.

Sementara itu, Ketua LPTQ Lintau Buo Utara, Luthfi, S.Pd, menyampaikan bahwa MTQ kali ini diikuti oleh 357 kafilah dari lima nagari, yang berlaga di tujuh cabang lomba seperti Tilawah, Tartil, Hifzil Qur’an, hingga Kaligrafi. Ia menyebut, antusiasme peserta menunjukkan semangat luar biasa dalam menghidupkan syiar Islam di nagari.

Dari sisi pemerintah nagari, Walinagari Lubuak Jantan, Mukhlis, S.Pd, menegaskan sikap moral masyarakatnya:

“Kami bersama warga berkomitmen menolak segala bentuk maksiat seperti LGBT, rentenir, dan judi online. Lubuak Jantan ingin menjadi nagari yang bersih dan bermartabat.”

Bagi Jon Kompol, sikap seperti itu adalah cerminan masyarakat yang berani menjaga marwah agama di tengah arus perubahan. Ia menyebut, jika semangat tersebut dijaga, Tanah Datar akan melahirkan generasi Qur’ani — generasi yang cerdas dalam ilmu dan teguh dalam iman.

“Kalau semangat ini terus dirawat, saya yakin Tanah Datar tidak hanya maju dalam pembangunan fisik, tetapi juga unggul dalam moral dan akhlak. Karena sejatinya, kemajuan tanpa iman hanyalah bangunan tanpa fondasi,”
tutupnya dengan nada optimistis yang menggetarkan hati.

Dari lapangan Kubang yang menjadi saksi lantunan ayat suci itu, suara Jon Kompol bergema sebagai pengingat — bahwa membangun Tanah Datar bukan hanya soal jalan dan jembatan, tetapi juga membangun jiwa yang bersandar pada Al-Qur’an(d13)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *