BeritaNasional

Ketika Alam Menguji, Negara Harus Hadir: Suara Senator Irman Gusman untuk Sumbar

22
×

Ketika Alam Menguji, Negara Harus Hadir: Suara Senator Irman Gusman untuk Sumbar

Sebarkan artikel ini

Penulis: Irdam Imran
Bukit Pauh – Bukittinggi, Sumbar

Di tengah hujan badai yang menuruni bukit-bukit Sumatera Barat, kita merasakan kembali bahwa alam bukan hanya lanskap yang kita lihat, tetapi juga tanda-tanda Tuhan yang harus kita pahami. Setiap banjir, longsor, dan kerusakan yang kini menimpa nagari-nagari kita adalah panggilan agar bangsa ini kembali menata diri, menajamkan nurani, dan memperkuat kasih sayang antar sesama.

Seruan Senator Irman Gusman agar Pemerintah Pusat menetapkan Sumbar sebagai bencana nasional lahir bukan dari ambisi politik, tetapi dari kepekaan hati seorang anak daerah yang melihat penderitaan rakyat sebagai amanah yang tidak boleh diabaikan. Dalam tradisi sufisme, kepedulian adalah bentuk tertinggi dari ibadah; dan dalam politik, kepedulian adalah inti dari kewajiban negara.

Ketika masyarakat kehilangan rumah, harta, dan harapan, maka sesungguhnya mereka sedang berada pada maqam sabar. Dan ketika negara merespons dengan cepat, adil, dan penuh empati, maka negara sedang menapaki maqam amanah. Dua maqam ini harus bertemu dalam satu titik: keselamatan manusia adalah tujuan tertinggi.

Menetapkan Sumbar sebagai bencana nasional bukan sekadar keputusan administratif. Itu adalah wujud tanggung jawab moral dan spiritual negara terhadap rakyatnya. Setiap detik yang terlewat tanpa keputusan yang jelas berarti semakin panjang derita dan semakin dalam luka. Dalam ajaran tasawuf, kelambanan adalah hijab, dan ketegasan adalah cahaya.

Seiring melemahnya hutan, berubahnya iklim, dan rapuhnya bentang alam, kita seolah melihat bahwa bumi sedang mengajak manusia untuk kembali pada keseimbangan. Bukan hanya keseimbangan ekologis, tetapi juga keseimbangan batin: menjauhi kerakusan, meninggalkan korupsi, dan kembali kepada nilai amanah.

Penetapan bencana nasional juga memberi kejelasan komando, menghindari tumpang tindih anggaran, dan menutup pintu-pintu gelap yang sering muncul dalam ketidakjelasan birokrasi. Ketika aturan jelas, maka jalan kebaikan menjadi terang.

Sumatera Barat bukan hanya tanah geografis; ia adalah tanah para ulama, para sufi, para pejuang. Negeri yang dibangun oleh adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Dalam kearifan ini, keselamatan manusia tidak boleh ditunda oleh alasan prosedural. Negara wajib hadir secepat kilat, seutuh keikhlasan.

Seruan Irman Gusman adalah doa yang disuarakan melalui jalur politik. Doa agar pemerintah pusat membuka mata hati, melihat luka Sumbar sebagai luka bangsa. Doa agar keputusan segera turun, dan bantuan mengalir tanpa sekat.

Semoga Tuhan membimbing pemimpin-pemimpin kita untuk mengambil keputusan yang jernih, benar, dan penuh empati. Karena bangsa yang kuat bukanlah bangsa yang tidak diuji, tetapi bangsa yang saling menopang ketika ujian datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *