PAINAN, RELASI PUBLIK – Ketua Garda Pemuda NasDem Pesisir Selatan, Rega Desfinal menyatakan keprihatinannya terkait tindakan sejumlah oknum yang merusak tata cara berdemokrasi melalui kampanye hitam dan fitnah terhadap kader NasDem di daerah setempat.
Rega menyatakan bahwa tindakan tersebut dinilai menyesatkan dan telah menciptakan narasi yang merugikan kader dan Partai NasDem. Terkait hal ini, ia menegaskan permintaan agar aparat hukum dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bertindak tegas dalam memproses kasus ini hingga tuntas.
“Laporan ini sudah diterima oleh pihak kepolisian dan Bawaslu. Garda Pemuda NasDem Pesisir Selatan akan aktif mengawal proses ini sebagai bagian dari sayap partai dan barisan restorasi,” ujarnya dalam konferensi pers di Painan pada Rabu (3/1/2024).
Rega menekankan bahwa kampanye hitam adalah tindakan tercela dalam berdemokrasi yang dapat merugikan kader dan partai, terutama Partai NasDem. Ia menyoroti maraknya kampanye hitam menjelang Pemilu 2024 dan berharap penyelenggara Pemilu serius melakukan langkah antisipasi serta memberikan penindakan tegas kepada pelaku kampanye hitam.
“Kampanye hitam sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perpecahan, oleh karena itu, kami berharap Bawaslu bersikap tegas. Tindakan mereka yang sengaja melakukan kampanye hitam harus diambil tindakan, bahkan hingga mencabut hak suaranya,” tambahnya.
Rega menjelaskan bahwa kronologis kejadian dimulai dari beredarnya foto buku rekening salah seorang penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilengkapi dengan stiker Lisda Hendrajoni dan caleg NasDem lainnya. Foto tersebut kemudian tersebar di grup WhatsApp dengan narasi yang menyebabkan fitnah dan polemik di masyarakat.
Lisda Hendrajoni, anggota DPR RI, dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan telah membuktikan ketidakbenarannya, termasuk dengan menunjukkan rekening yang sama kepada pihak kepolisian.
Rega menambahkan bahwa bersama Garda Pemuda NasDem Pesisir Selatan dan tim di lapangan, mereka berhasil mengidentifikasi oknum yang pertama kali menyebarkan isu tersebut, termasuk yang melakukan pemotretan buku rekening bersama dengan atribut kampanye Lisda Hendrajoni.
“Nama-nama terduga pelaku dan seluruh informasi relevan telah kami serahkan kepada pihak kepolisian untuk segera diproses,” katanya.**