BeritaTERBARU

Literasi Bertemu Inspirasi: J.S Khairen Ceritakan Dompet Ayah Sepatu Ibu di UNP

15
×

Literasi Bertemu Inspirasi: J.S Khairen Ceritakan Dompet Ayah Sepatu Ibu di UNP

Sebarkan artikel ini

Padang,relasipublik  – Gramedia bersama Universitas Negeri Padang (UNP) resmi membuka acara Ngaji Literasi x Semesta Buku pada Selasa (16/9/2025) di Auditorium UNP. Program ini berlangsung hingga 21 September 2025 dengan agenda Festival Buku, Book Talk, dan Bincang Kreatif.

Pada Jumat (19/9/2025), acara berlanjut dengan Seminar “Menulis dari Akar: Syair, Syiar, dan Sastra Masa Kini”. Seminar menghadirkan penulis Jombang Santani Khairen atau J.S Khairen. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Rektorat UNP Lantai 4, Padang.

Penulis buku “Dompet Ayah Sepatu Ibu” dan “Bungkam Suara” itu membuat seluruh penikmat literasi di Sumatera Barat tergugah untuk hadir, itu di buktikan dengan mahasiswa berdatangan dari berbagai kampus.

Sejumlah peserta aktif berdialog dengan penulis. “Apa yang membuat Bang Khairen menulis buku Dompet Ayah Sepatu Ibu?” tanya salah satu mahasiswa.

J.S Khairen menjawab lugas. “Saya terinspirasi dari kisah orang tua sendiri. Pengalaman mereka sangat berkesan, lalu saya tuangkan dalam cerita,” ujarnya.

Penulis asal Ranah Minang itu menguraikan, novel tersebut mengangkat perjuangan anak-anak miskin di Sumatra Barat. “Tokohnya Asrul dan Zeena, dua anak sederhana yang berjuang keluar dari kemiskinan. Mereka bertemu di kampus dan memilih berjuang bersama,” kata Khairen.

Ia menambahkan, buku ini memiliki 25 episode sarat pesan moral. “Karya ini saya harapkan bisa memberi motivasi bagi generasi muda agar tidak menyerah meski hidup penuh rintangan,” jelasnya.

Novel itu juga menampilkan realitas sosial. “Asrul digambarkan membantu ibunya dengan menjadi wartawan dan tukang kliping. Sedangkan Zeena harus berjualan jagung sebelum sekolah. Keduanya melawan keterbatasan dengan tekad kuat,” tutur Khairen.

Salah seorang peserta, Dina, mengaku terinspirasi. “Cerita ini membuat saya yakin bahwa pendidikan tetap bisa mengubah nasib,” ucapnya.

Menurut Khairen, kisah ini juga relevan dengan kondisi banyak keluarga di pedesaan. “Saya ingin menunjukkan bahwa pendidikan mampu memutus rantai kemiskinan,” tegasnya.

Khairen menutup seminar dengan pesan. “Tidak ada cita-cita yang mustahil jika kita berusaha keras. Semangat itu saya ingin tanamkan lewat karya,” katanya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *