Padang,relasipublik – Meski mendukung dibangunnya Padang Youth Center, Namun Maidestal Hari Mahesa sangat menyayangkan program yang dijanjikan oleh Pemko untuk kreatifitas kepemudaan justru mengorbankan dunia pendidikan di Kota Padang.
“Kita sangat-sangat menyayangkan, persoalan pembangunan Padang Youth Center di Bagindo Aziz Chan. Meski didalam visi misi, atau mungkin janji kampanye walikota untuk kreatifitas pemuda. Akan tetapi, pada dasarnya, Kota Padang itu adalah Kota Pendidikan,” ucap Esa
Ketua DPC PPP Kota Padang ini juga pertanyakan, dimana kantor dinas pendidikan yang merupakan operatornya semua leding sektor pendidikan Kota Padang ini.
“Masa iya, sekian puluh ribu guru, kantor dinas Pendidikannya masa masih ngontrak. Kemaren itu ada digedung Bagindo Aziz Chan, sekarang ini karena untuk Padang Youth Center dikorbankanlah gedung dinas pendidikan yang operatornya pendidikan di Kota Padang,” sesal Esa.
Disebut Esa, itu adalah hak-hak dasarnya anak-anak kita sebagai generasi penerus dimasyarakat Kota Padang untuk mendapatkan pendidikan.
“Saya menilai, dikorbankanlah pendidikan di Kota Pasang hanya untuk Padang Youth Center. Jadi dimana letak padang sebagai kota pendidikan, apakah itu terpikirkan oleh mereka, hanya untuk menunaikan janji atau mungkin ambisi atau apalah namanya, sementara hak hak mendasar masyarakat ini, operatornya anak anak kita sebagai generasi kedepan kita dikorbankan lah demi itu,” ucap Mantan Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang ini.
Maka solusinya, saran Maidestal, segerakan juga lah membangun atau mungkin, menempatkan gedung dinas pendidikan ini dipusat pemerintahan. Dan ini harus menjadi skala prioritas.
“Kalau bertanya kita kepada orang-orang didinas pendidikan, memang seperti itu mereka inginkan. Kenapa, masa iya pak, kita kota pendidikan tapi kantor kami berpindah pindah terus. Dimana letak logika berpikirnya kepala daerah dan jajarannya, termasuk DPRD yang mensahkan anggaran untuk itu,” ungkapnya.
Terkait penamaan Gedung Padang Youth Center tersebut, pertanyaannya adalah, gedung itu untuk siapa, apakah untuk pemuda Kota Padang atau Sumatera Barat wilayahnya atau untuk mengaet orang luar untuk datang ke padang.
Pada hakekatnya kan mereka, pemuda pemuda ini yang berkreatifitas disegala bidang yang disitu yang akan dilaksanakan. Nah, akan lebih baik Padang Youth Center itu dibahasa indonesiakan, jadi jelas itu. Dan juga mengenai gedung itu gedung bersejarah, jangan hilangkan Bagindo Aziz Chan nya.
“Tetap Bagindo Aziz Chan nya, tapi ada kalimat lainnya, contoh “Gedung Pemuda Aziz Chan,” mungkin seperti itu, atau ada lainnya. Ini harus dikaji betul dari Padang Youth Center tersebut,” pungkas Haji Esa kepada wartawan. (Arman)