PADANG,RELASIPUBLIK — Prihatin dan terharu, itulah yang dirasakan anggota Keluarga Besar Rang Chaniago (KBRC) Kelurahan Kampung Lapai saat membezuk Dafaa Gaisan Abiyu (13 Tahun), anak sulung dari pasangan Hendri dan Lirawati.
Dafaa tergolek lemah di tempat tidur rumah orang tuanya, Jalan Alai Timur No. 73 A, RT 003, RW 012, Padang, karena sakit yang dideritanya sejak umur 1,5 tahun hingga kini usianya sudah menginjak 13 tahun. Hanya di tempat tidur itulah semua aktivitasnya dilakukan. Baik makan, kencing bahkan buang air besar sekalipun.
Kedua orang tua Dafaa, Hendra dan Ibunya Lirawati, dengan sabar dan tekun merawat anaknya. Meski hanya berprofesi sebagai tukang parkir, tapi Hen panggilan Hendra, sudah berupaya semampunya membawa anak sulungnya itu berobat kemana-mana. Baik secara medis, maupun pengobatan alternatif.
“Waktu lahir, Dafaa terlihat normal dan tidak ada terlihat gejala kelainan. Namun saat menginjak usia sekitar 1,5 tahun, dia mendapat sakit step hingga pingsan. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan Dafaa mengidap penyumbatan di ususnya sehingga harus dioperasi,” cerita Hen kepada anggota KBRC yang datang membezuknya.
Sebagai pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), Hen mengizinkan anaknya untuk dioperasi, berharap Dafaa bisa segera sembuh. Namun selesai dioperasi, penyakit Dafaa tak kunjung hilang. Bahkan aktivitas fisiknya semakin berkurang. Dia hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur. Makan disuapkan begitu juga dengan buang air, hanya bisa dilakukannya dari atas tempat tidur.
Di mana terdengar ada pengobatan alternatif, Hennl membawa Dafaa ke sana untuk berobat. Bahkan sampai ke Air Molek, Kabupaten Indragiri hulu, Riau. Di Sumbar, juga sudah ke beberapa kabupaten kota di datanginya. Itupun berkat bantuan biaya dari para sahabat dan dunsanak. Namun berharap kesembuhan Dafaa, belum juga terwujud.
“Pihak Dinas Sosial Kota Padang, sudah dua kali membezuk Dafaa ke rumah. Namun untuk perawatan dan pengobatan Dafaa, belum juga ada jalan keluarnya,” ungkap Hen sedih.
Karena, lanjut Hen, meski megantongi kartu KIS, namun untuk perawatan lama-lama di rumah sakit, menjadi kendala tersendiri baginya khususnya di sisi pembiayaan. Apalagi sebagai tulang punggung keluarga, dia juga harus bekerja jadi tukang parkir untuk menberi makan adik-adik Dafaa yang juga masih kecil-kecil.
Kini, Hen sangat butuh uluran tangan dermawan untuk bisa mengobati Dafaa secara intens. Apalagi sejak Dafaa habis dirawat beberapa bulan lalu, kondisinya semakin memprihatinkan. Dia tidak bisa lagi makan lewat mulut, namun makanan harus dimasukka dengan slang melalui hidungnya.
“Takn ada lagi yang bisa saya perbuat. Karena saya juga harus kerja untuk menyambung hidup istri dan kedua adik Dafaa. Semoga ada yang bermurah hati membantu kami, agar Dafaa bisa dirawat serius oleh tim dokter,” ujar Hen memelas. (ms)