sumbar.relasipublik.com // Tanah Datar
Batusangkar bersiap jadi panggung politik kuning. Aroma kompetisi mulai tercium di tubuh Partai Golkar Tanah Datar, menandai babak baru dinamika internal partai berlambang beringin itu. Setelah melalui koordinasi intens dengan DPD Provinsi Sumatera Barat dan DPP Partai Golkar, panitia resmi mengumumkan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-11 pada Senin, 27 Oktober 2025 di Hotel Emersia Batusangkar — forum penting yang akan menentukan nakhoda baru DPD Golkar Tanah Datar periode 2025–2030.
Dalam konferensi pers di sekretariat DPD Golkar Tanah Datar Sabtu sore (25/10) Ketua Panitia Penyelenggara Musda, Doni Eka Putra, SE, M.IP, didampingi Ketua Steering Committee (SC) Ivonne Estherlie, SH, dan Ketua Organizing Committee (OC) Adrison Dt. Parpatih memastikan seluruh tahapan sudah siap. Segala proses, kata Doni, akan dijalankan sesuai juklak dan juknis DPP, tanpa ruang untuk intervensi.
“Kami membuka seluas-luasnya kesempatan bagi kader terbaik untuk maju. Semua proses dilakukan secara transparan dan sesuai aturan. Pendaftaran dibuka mulai 25 Oktober hingga 26 Oktober pukul 12.00 WIB. Setelah verifikasi, sore harinya langsung dilakukan penetapan bakal calon yang memenuhi syarat,” jelas Doni.
Doni juga menegaskan bahwa singkatnya waktu pendaftaran bukan keputusan panitia daerah, melainkan menyesuaikan tenggat yang baru diterima dari DPP.
“Instruksi baru sampai hari ini, jadi kita bergerak cepat. Prinsipnya, Golkar ingin kompetisi sehat dan terbuka bagi siapa pun kader yang siap memimpin,” tegasnya.
Sikap terbuka itu juga disampaikan Dewan Pertimbangan DPD Golkar Tanah Datar Drs. Irman M.Si, yang menegaskan bahwa Golkar tetap menjadi partai dengan tradisi demokrasi yang kuat.
“Golkar ini rumah besar rakyat. Tidak ada penunjukan, tidak ada pesanan. Semua yang punya niat dan memenuhi syarat, silakan maju. Kita ingin ketua yang lahir dari proses yang fair dan bermartabat,” ucap Irman, disambut anggukan peserta konferensi pers.
Sementara itu, Ketua SC Ivonne Estherlie, SH, menegaskan posisi netral panitia daerah. “Kami tidak menilai calon. Tugas kami hanya memastikan semua berkas sesuai aturan partai,” ujarnya.
Dari sisi teknis, hak suara penuh dalam Musda ke-11 terdiri dari DPD Provinsi Sumbar, DPD Golkar Tanah Datar demisioner, organisasi sayap (AMPG, KPPG), organisasi pendiri dan didirikan Golkar (Kosgoro, Soksi, MKGR, Al-Hidayah, HWK, AMPI), serta 14 pimpinan kecamatan (PK). Jumlah suara sah mencapai belasan, sementara undangan peninjau tetap diberi ruang hadir untuk mengawal jalannya sidang.
Meski suhu politik mulai hangat, dinamika internal partai masih dalam koridor kedewasaan. Tokoh senior Yundri Tanjung menilai situasi kali ini jauh lebih matang dibanding periode sebelumnya.
“Dulu kita pernah panas, sekarang lebih adem. Golkar Tanah Datar belajar banyak dari pengalaman. Musda ini harus jadi contoh kedewasaan politik di Sumatera Barat,” ujarnya tegas.
Yundri menegaskan, esensi Musda bukan sekadar siapa yang terpilih, tetapi bagaimana partai memperkuat barisan menghadapi agenda besar politik 2029.
“Golkar Solid, Indonesia Maju — itu bukan sekadar slogan. Ini momentum memperbarui semangat dan strategi bersama,” tambahnya.
Panitia memastikan seluruh persiapan teknis sudah rampung, mulai dari akomodasi peserta hingga tata tertib sidang.
“Kita ingin Musda berjalan tertib, demokratis, dan bermartabat. Semua kader diberi ruang bicara, tapi tetap dalam koridor musyawarah mufakat,” ujar Doni menutup konferensi pers.
Menjelang hari-H, denyut politik Golkar Tanah Datar terasa semakin cepat. Dari sekretariat hingga ke kecamatan, wacana siapa yang akan menakhodai partai lima tahun ke depan menjadi topik hangat di kalangan kader. Namun satu hal pasti: Musda ke-11 bukan sekadar kontestasi, melainkan ujian kedewasaan politik partai tertua di republik ini(d13)
