Uncategorized

Menyiapkan Generasi Emas dari Sekolah Dasar: MIN 3 Banjarmasin Gerakkan Program Makan Bergizi Gratis

31
×

Menyiapkan Generasi Emas dari Sekolah Dasar: MIN 3 Banjarmasin Gerakkan Program Makan Bergizi Gratis

Sebarkan artikel ini

sumbar.relasipublik.com // Banjarmasin 

Pemerintah terus berkomitmen untuk mengatasi masalah gizi sebagai langkah dasar untuk menciptakan generasi penerus yang kuat dan berpotensi menjadi pilar kemajuan bangsa, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Upaya tersebut dilakukan dengan berbagai macam program, salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.

Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN) 3 Banjarmasin melaksanakan sosialisasi program pemberian MBG yang dihadiri oleh penyedia/katering dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pemurus Dalam 002 Beruntung Jaya, Kecamatan Banjarmasin Selatan, di halaman MIN 3, Jalan Bakti RT. 32 Nomor 27 Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jum’at (31/10/2025) pagi.

Kepala Madrasah (Kamad) H. Abdul Basith, S.Ag menyampaikan apresiasi dari pemerintah daerah dan menyambut serta mendukung program MBG yang digagas oleh pemerintah pusat. “Perlu kerjasama dari semua pihak untuk memastikan bahwa setiap peserta didik ,khususnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu untuk mendapatkan asupan makanan bergizi yang cukup selama mengikuti proses pembelajaran, Mari kita dukung program ini untuk meningkatkan kualitas gizi siswa sehingga proses belajar mengajar lebih dapat optimal untuk masa depan yang lebih baik, ujarnya.

Pemilik SPPG Pemurus Dalam 002 H. M Soweh Abdul Muhaimin, SE menyampaikan bahwa sosialisasi MBG di sekolah bertujuan untuk memberikan sosialisasi sekaligus mengedukasi pihak sekolah, siswa, dan orang tua tentang program tersebut serta memastikan implementasi yang lancar dan tepat sasaran.

“Sosialisasi ini juga untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik, orang tua, dan guru mengenai pentingnya  makanan bergizi untuk  tumbuh kembang anak, menyampaikan informasi terkait perlunya dukungan peran aktif serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat untuk masa depan berprestasi.

Kegiatan sosialisasi ini mencakup penjelasan tentang tujuan program meningkatkan gizi anak sekolah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, mekanisme pelaksanaan seperti Standar Operasional Prosedur (SOP) kebersihan dan jadwal distribusi, serta manfaatnya bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Mengenai SOP, Soweh menjelaskan standar ketat dalam pengolahan makanan, mulai dari tidak menggunakan micin, wajib memakai garam beryodium, hingga menjaga kebersihan seluruh peralatan masak dan makan.

Terkait keinginan kunjungan dari pihak sekolah ke SPPG miliknya, Soweh mengatakan pihaknya terbuka lebar dan akan diprogramkan setiap hari apa. “Kami justru mengundang kepada pihak sekolah dengan kesepakatan di hari apa dan jam berapa nanti ada teknis tersendiri. Kami juga sedang memprogramkan diskusi antara pihak sekolah dengan SPPG supaya nyambung, tidak terjadi perselisihan dan simpang siur,” ujarnya.

Ditambahkan Lia Susanti, tim dari SPPG Pemurus Dalam 002, jadwal distribusi MBG menentukan jadwal pengantaran makanan sesuai jenjang pendidikan untuk memastikan makanan sampai tepat waktu dan sesuai porsi, contohnya TK lebih awal dan SD selanjutnya. MBG akan diserahkan pagi dan dinikmati pada saat istirahat pertama.

“MBG dari hari Senin hingga Jum’at diberikan menu makan basah, seperti nasi, sayur, buah dan lauk, sedangkan Sabtu adalah makan kering seperti roti dan tetap mencukupi gizinya. Program ini sudah siap dijalankan, tinggal menunggu dari Dinas Kesehatan yang akan memberikan Surat Kelayakan untuk dapur. Ini yang kami tunggu,” beber Lia.

Fadh Akbar Nugraha, S.Ak, Kepala SPPG Pemurus Dalam 002 yang juga dari Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) menjelaskan menu MBG dibikin setiap harinya bervariasi dan diatur oleh ahli gizi agar memenuhi standar gizi yang telah ditetapkan, terutama untuk kelompok sasaran (misalnya, anak-anak), termasuk Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dibutuhkan.

“Kami juga mengecek apakah setiap paket menu terdiri dari komponen utama: nasi, lauk, sayur, susu/pengganti, dan buah. Juga bakal ada evaluasi kreativitas menu, seperti penggunaan bahan pangan lokal yang beragam dan penyajian yang menarik untuk mendorong anak-anak mau mencoba makanan sehat,” kata Fadh.

Di akhir acara, Soweh memberikan berbagai quiz pertanyaan dari tema Agama Islam, Tilawatil Qur’an, kebangsaan, dan umum kepada siswa perwakilan kelas 1 hingga 6. Yang berhasil menjawab dengan benar diganjar dengan uang saku sebesar Rp100 ribu. Uang saku juga diberikannya kepada murid yatim piatu. Orangtua/wali murid yang berhasil dengan tepat menjawab pertanyaan juga diberikan kesempatan yang sama(d13)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *