BeritaKota Padang

Musim Panas Melanda Kota Padang Alhamdulillah Belum Ada Lahan Pertanian Yang Terdampak

102
×

Musim Panas Melanda Kota Padang Alhamdulillah Belum Ada Lahan Pertanian Yang Terdampak

Sebarkan artikel ini
Kadis Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani, saat ini Lahan Pertanian Masih Aman dan Belum Terdampak

Padang,relasipublik – Kota Padang dilanda musim panas sejak beberapa pekan belakangan. Panasnya “berdengkang”. Hujan tidak turun-turun.

Meski dilanda musim panas, akan tetapi lahan pertanian di Padang belum terdampak. Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani di Padang, Rabu (30/10/2024).

“Hingga saat ini belum ada lahan pertanian warga yang terdampak musim panas,” terangnya kepada awak Diskominfo Padang.

Yoice menuturkan, kondisi persawahan warga saat ini banyak yang sudah memasuki masa tanam. Bahkan sebagian ada yang baru saja panen. Sementara air masih terjangkau dengan debit air irigasi yang ada.

“Laporan dari sejumlah kecamatan, tidak ada yang gagal panen akibat musim panas ini,” terangnya.

Berdasarkan data yang dirilis Dinas Pertanian Kota Padang, kondisi air untuk pengairan di seluruh kecamatan masih aman dan tidak menjadi kendala. Seperti di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, rata-rata sawah warga dalam pengolahan tanah dan tanam. Umur tanaman rata-rata seminggu dan beberapa di antaranya dalam kondisi segera panen.

Kemudian di Kecamatan Lubuk Begalung, kondisi persawahan warga sedang masa pengolahan tanah dan tanam. Umur tanaman kisaran 70 sampai 85 hari. Kondisi air bagi lahan pertanian tidak terkendala.

Di Kecamatan Lubuk Kilangan, kondisi lahan persawahan dalam masa pengolahan tanah dan tanam. Umur tanaman 40 sampai 60 hari. Air juga lancar tanpa kendala. Selanjutnya di Kecamatan Pauh lahan persawahan warga juga dalam kondisi tanam dengan kebutuhan air masih mencukupi.

Begitu juga dengan Kecamatan Padang Selatan yang rata-rata memasuki masa tanam. Serta Kecamatan Padang Timur dengan kondisi sawah usia tanaman 95 hari dan pengairan yang mencukupi.

Kadis Pertanian mengimbau seluruh petani untuk menghemat pemakaian air. Lahan sawah tidak perlu tergenang air, alias dalam kondisi macak saja.

“Agar lahan sawah tidak kering, dibantu dengan memakai pupuk organik,” imbaunya.

Petani juga diimbau untuk tidak membakar jerami. Mengembalikan jerami ke lahan sawah untuk meningkatkan kesuburan lahan sawah.

“Kalau terus dipupuk dengan pupuk kimia, tanah akan menjadi keras, solusinya dengan mengembalikan jerami ke tanah,” ujarnya. (hms)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *