PADANG,RELASIPUBLIK– Munculnya berbagai polemik sosial yang dinilai bisa memecah belah bangsa di saat negara sedang fokus dalam pengendalian Covid-19, mendapat respon dari Ketua Dewan Pimpinann Daerah (DPD) Persatuan Tarbiyah Islamiyah -Perti Sumatra Barat (Sumbar), Prof Dr H Sufyarma Marsyidin, MPd.
Menurutnya, viralnya isu memecah belah bangsa akhir-akhir ini diberbagai media sosial tidak akan terlalu berpengaruh kepada masyarakat Sumatera Barat.
Menurutnya, masyarakat Sumatera Barat memiliki karakteristik atau ciri khas tersendiri. Sehingga isu-isu tersebut sangat diyakini tidak akan mudah memancing emosi masyarakat Sumbar.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat Sumbar memiliki nilai kultur budaya yang berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), sebuah pakem yang mengatur kehidupan masyarakat Minangkabau.
“Karena itu, orang Minang sangat rasional dan tidak akan mau ikut ikutan terhadap dinamika apapun yang terjadi,” tegasnya.
Meski demikian, Sufyarma Marsyidin tetap manghimbau agar masyarakat Sumbar tidak mau terprovokasi dengan isu-isu yang memecah belah bangsa tersebut. Karena itu hanya akan membenturkan antara satu dengan yang lain.
“Lebih baik kita fokus pada upaya pencegahan penyebaran Covid-19 atau mematuhi protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan. Sebab, ini adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya pemerintah,” tegasnya.
Kemudian, dalam hal menjaga keutuhan bangsa dan negara, yang terpenting masyarakat haru menjaga empat pilar kebangasaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI Bhinneka, Tunggal Ika. “Kita tidak boleh keluar dari yang empat ini, karena itu sudah harga mati,” pungkas Sufyarma. (ms/relis)